Syahrul menyampaikan, pada periode Januari-Juni 2020 atau musim tanam (MT) I, Indonesia memiliki stok awal sebanyak 5,9 juta ton beras. Kemudian, pada MT I itu tercatat produksi beras sebanyak 17 juta ton, dengan angka konsumsi 15,58 juta ton, sehingga ada stok akhir pada Juni lalu sebesar 7,4 juta ton.
Di MT II-2020 yakni periode Juli-Agustus, ada stok yang terbawa dari sisa MT-I yakni 7,4 juta ton tersebut. Kemudian, ada produksi 14,2 juta ton, dengan angka konsumsi 15,07 juta ton. Maka, Kementan memprediksi masih ada stok hingga akhir Desember sekitar 6-7 juta ton beras.
Baca juga: Mendag: RI Berupaya Jadi Pusat Halal Dunia |
Syahrul mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri, sehingga ekspornya akan lebih besar ketimbang impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kita jaga ke depan bagaimana lebih besar ekspor kita daripada impor. Saya janji itu, dengan kerja sama yang ada. Kita terus tingkatkan. Indonesia bagus kok," tutupnya.
(ara/ara)