Heboh Kasus Jouska Rugikan Nasabah hingga Dituntut Miliaran Rupiah

Kaleidoskop

Heboh Kasus Jouska Rugikan Nasabah hingga Dituntut Miliaran Rupiah

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 29 Des 2020 16:05 WIB
CEO Jouska Aakar Abyasa Fidzuno menyatakan telah mencapai kesepakatan damai. Uang untuk damai ini digelontorkan senilai Rp 13 miliar.
Foto: Agung Pambudhy

Jouska Buka Suara

CEO PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska) Aakar Abyasa Fidzuno pernah buka suara terkait tudingan melampaui kewenangan dengan mengelola dana bahkan melakukan transaksi saham klien. Aakar mengatakan, pihaknya tak pernah melakukan transaksi jual beli saham atas nama Jouska.

"Seluruh advisor dan karyawan Jouska tidak mempunyai akses ke rekening dana nasabah, username, password aplikasi trading saham klien. Hanya ada dua pihak yang memiliki akses ke RDN, username dan password yaitu klien itu sendiri dan broker saham," katanya dalam teleconference, Selasa (1/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, tuduhan klien bahwa rekening saham diakses dan diperjualbelikan Jouska ialah tidak benar. Menurutnya, yang terjadi ialah saham klien ditransaksikan oleh broker dalam hal ini PT Mahesa Strategis Indonesia. Dia bilang, transaksi itu berdasarkan surat kesepakatan bersama antara klien dan Mahesa.

"Yang terjadi adalah broker dalam hal ini di Mahesa mentransaksikan jual beli saham klien atas kesepakatan tertulis surat kuasa dari klien itu sendiri dalam surat kesepakatan bersama antara klien dengan Mahesa bukan dengan Jouska," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Terangnya,Jouska sendiri memiliki 3 izin usaha yakni lembaga pendidikan lainnya, manajemen konsultasi dan pengelolaan data. Ia melanjutkan, Jouska dan Mahesa merupakan dua entitas yang berbeda. Serta, tidak memiliki perjanjian kerja sama.

"Mahesa adalah semacam klub broker trading berisi broker-broker saham yang berlisensi dimana saya pemegang saham mayoritas artinya mayoritas pasif artinya selama ini saya tidak aktif terlibat operasional Mahesa," terangnya.

Ia menambahkan, yang menjadi masalah ialah advisor Jouska terbiasa menjadi perantara antara klien dan pihak ketiga.

"Ini adalah sebuah kesalahan dan kelalaian dari saya sebagai CEO Jouska di mana saat klien bertambah dengan cepat ada SOP dalam berkomunikasi dengan klien yang tidak tepat yang perlu kami perbaiki," terangnya.

"Karena terlalu intensnya komunikasi antara advisor Jouska dengan klien termasuk membantu klien komunikasi dengan pihak ketiga, termasuk di dalamya kaitannya portofolio saham klien, membuat klien menyamakan Mahesa adalah Jouska," ungkapnya.


Hide Ads