Harga Kedelai Turun ke Rp 8.500/Kg, Berapa Lama?

Harga Kedelai Turun ke Rp 8.500/Kg, Berapa Lama?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 08 Jan 2021 08:00 WIB
Cabai rawit merah-kedelai kini jadi barang mahal di Pasar Induk Kajen. Harga keduanya bertahan sejak sebulan terakhir, bahkan cenderung naik mendekati nataru.
Foto: Robby Bernardi/Detikcom
Jakarta -

Harga kedelai sedang mengalami lonjakan drastis selama pandemi virus Corona (COVID-19), dari kisaran Rp 6.100-6.500 per kilogram (Kg) per Maret-April 2020 lalu, kini menjadi sekitar Rp 9.500/Kg. Kenaikan itu menyebabkan harga tahu dan tempe ikut naik 10-20%.

Kenaikan harga tahu dan tempe pun baru terjadi sejak Senin (4/1) lalu. Padahal, para perajin atau produsen tahu dan tempe sudah lama menanggung beban tingginya harga bahan baku produksi dari kedelai itu.

Untuk itu, dibuat kesepakatan antara importir kedelai yang tergabung dalam Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) dengan perajin atau Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Dalam kesepakatan yang difasilitasi oleh pemerintah dalam bentuk Surat Edaran (SE), importir sepakat menurunkan harga kedelai ke Rp 8.500/Kg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengeluarkan SE kepada semua importir. SE sudah kami sampaikan, kami menyepakati beberapa hal di antaranya harga pembelian kedelai di tingkat perajin disepakati Rp 8.500/Kg," ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi dalam operasi pasar kedelai di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (7/1/2021).

Turut hadir dalam operasi pasar itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, upaya ini dilakukan sebagai bentuk langkah darurat untuk melakukan stabilisasi harga kedelai. Ia menegaskan, masalah yang dihadapi saat ini hanya sebatas harga, sementara pasokan kedelai dari impor aman.

ADVERTISEMENT

"(Perajin) mengeluhkan harga naik saja. Pasokan nggak ada masalah. Oleh karena itu kalau (harga tahu dan tempe) dia nggak naikkan, dia rugi kan. Nah itu harus kita jaga. Nah sekarang sudah ada kesepakatan terhadap standar supaya semua bisa tetap berjalan dengan baik. Tentu ini menghilangkan ego sektoral. Dan kita capai angka Rp 8.500/Kg itu secara nasional," imbuh Syahrul.

Syahrul mengatakan, gerakan operasi pasar kedelai dengan harga Rp 8.500/Kg hanya dilakukan untuk 100 hari ke depan. Setelahnya, ia berencana fokus untuk menggenjot produksi dalam negeri.

"Kita berharap 100 hari ini kondisi (harga kedelai) kita normalkan, sesuai perintah Presiden kepada saya. Kedua, 200 hari ke depan saya akan melakukan loncatan produktivitas," kata Syahrul.

Hal itu juga diungkapkan Agung bahwa kesepakatan menjual kedelai ke produsen tahu-tempe seharga Rp 8.500/Kg baru disepakati untuk dilakukan 100 hari ke depan.

"Importir akan menyampaikan langsung kepada pengusaha tempe dan tahu. Ini penting karena untuk menjaga harga Rp 8.500/Kg salah satunya untuk memotong rantai pasok. Ini mudah-mudahan bisa berjalan 100 hari ke depan," jelas Agung.

Meski begitu, Agung mengatakan pihaknya akan mengevaluasi kesepakatan ini setiap akhir bulan selama 100 hari ke depan.

"Tapi kita akan mengevaluasi setiap akhir bulan sesuai perkembangan kondisi yang ada, dan perkembangan harga kedelai yang ada," tandas Agung.


Hide Ads