Meskipun dana hibah tahun 2020 belum tersalurkan secara optimal, namun menurutnya program dana hibah tetap perlu dilanjutkan di 2021 ini.
"Memang dari hibah pariwisata di 2020 ada sekitar 70% yang terserap. Sisanya, karena ada keterbatasan regulasi dan waktu belum bisa terserap dan harapan sektor Parekraf agar ini bisa juga dilanjutkan, diperluas, dan diperbanyak di tahun 2021 ini," sambungnya.
Selain membahas dana hibah pariwisata, Sandiaga dan Sri Mulyani juga membahas 5 destinasi super prioritas. Selain itu, Sandiaga juga meminta agar dana PEN Rp 1,6 triliun yang disalurkan ke kementeriannya bisa diprioritaskan atau berpihak kepada rakyat salah satunya disalurkan lewat dana hibah tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyampaikan rencananya menjadikan pariwisata dalam negeri sebagai pariwisata yang berkelanjutan. Lalu memberi masukan agar pembiayaan sektor Parekraf tak melulu bergantung pada APBN, namun bisa terbuka juga pihak-pihak lainnya yang mendukung sektor pariwisata berbasis lingkungan hidup.
Selanjutnya, mendorong Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar lebih membantu ekonomi kreatif terutama yang di daerah. Terakhir, Sandiaga mengaku sudah mendapat lampu hijau dari Sri Mulyani agar bisa membuka komunikasi dengan lembaga pembiayaan yang berada di bawah naungan Kemenkeu yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) terkait kerja sama pembiayaan lainnya di sektor Parekraf tersebut.
"Ibu menteri keuangan juga memberikan lampu hijau untuk kita membuka komunikasi untuk pendanaan dari SMI maupun atau PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang ada dalam lingkup Kementerian Keuangan dan juga bentuk-bentuk kerja sama dalam pembiayaan yang lain," paparnya.
(fdl/fdl)