Risma Blak-blakan Data Bansos hingga Berani Sumpah Tak Niat Blusukan

Risma Blak-blakan Data Bansos hingga Berani Sumpah Tak Niat Blusukan

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 14 Jan 2021 08:00 WIB
mensos risma
Foto: Deny Prastyo Utomo
Jakarta -

Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Indonesia masih terkendala dengan persoalan data. Hal itu lah yang membuat realisasinya di lapangan masih belum optimal. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan hal itu disebabkan karena data milik pemerintah belum lengkap. Data kemiskinan yang ada masih berantakan alias tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Kendalanya adalah disebabkan karena data yang tidak lengkap, sekarang lagi menjadi konsentrasi saya dengan daerah untuk melengkapi, karena tidak terkoneksi dengan NIK, sekarang ini jadi PR kami," kata Risma saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021).

Risma berkomitmen bakal membereskan masalah data kemiskinan agar ke depan bansos bisa disalurkan tepat sasaran. Dia mengatakan akan terus berkoordinasi bersama kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki data tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya bakal berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Untuk kita bersama-sama gunakan data yang sama, sehingga ke depan bisa kita petakan, sehingga (penyaluran bansos) jadi lebih terukur," ujar Risma.

ADVERTISEMENT

Dia juga akan menggandeng berbagai universitas di Indonesia untuk menata lagi parameter kemiskinan manusia di Indonesia. Dengan begitu diharapkan data bansos dari pemerintah bisa adil dan merata.

"Ke depan kita akan memberikan bantuan dengan parameter khusus. Parameter akan kita susun lagi bersama-sama, kami akan mengajak seluruh perguruan tinggi untuk memverifikasi kebetulan di Kemendikbud ada program Kampus Merdeka, di mana kami akan bekerja sama," tuturnya.

Risma menargetkan paramater kemiskinan yang baru ini bisa diselesaikan dengan jajarannya akhir bulan ini. Dengan begitu setiap daerah kemungkinan bantuannya tidak akan sama, melainkan tepat guna.

"Saudara kita yang di Samin daerah Tuban mereka menyampaikan ada 2 kelompok Samin. Jadi ke depannya kami akan memberikan bantuan dengan parameter khusus. Papua mungkin tidak sama dengan daerah lain. Jadi parameternya sedang kita susun lagi untuk parameter kemiskinan supaya bisa tepat, semua tidak disamakan," tandasnya.

Selama jadi Mensos, Risma bersumpah tidak pernah blusukan. Klik halaman selanjutnya>>>

Baru-baru ini kegiatan Risma yang melakukan blusukan dengan menemui gelandangan di DKI Jakarta menjadi sorotan. Namun dia menegaskan pertemuan itu tidak sengaja dilakukan dan hanya kebetulan bertemu tunawisma.

"Terus terang saya ini kebiasaan berangkat setelah subuh, saya keluar ketemu dinas kebersihan itu saya ngontrol kota itu bersih atau tidak. Di situ saya ketemu, jadi tidak ada niat (blusukan)," kata Risma.

Di depan Komisi VIII DPR RI dia bersumpah bahwa tidak ada niatan ingin mengejar popularitas atau sebagainya. Diiringi dengan nada tinggi dia menyebut niatnya tulus hanya untuk membantu.

"Demi Allah saya berani disumpah dengan Quran, saya tidak pernah niat blusukan. Tapi itu saya temukan di jalan, kalau saya tanya 'kamu sudah makan atau belum', itu kan kewajiban saya sebagai manusia dan itu betul makan sampai 2 piring kadang," ucapnya.

Risma merasa miris selama ini tunawisma tidak tersentuh bantuan karena tidak adanya tempat tinggal. Dia ingin tunawisma yang belum memiliki tempat tinggal bisa dibawa ke Balai Rehabilitasi Sosial agar mendapat pertolongan.

"Tapi dia ngomong saya sudah punya rumah bu, saya tinggal, tidak semua berhasil (dibawa). Saya ingin pemulung-pemulung itu juga dapat bantuan karena selama ini mereka tidak dapat bantuan apapun hanya karena mereka tidak punya alamat," tuturnya.


Hide Ads