Padahal menurut Wirawan, Indonesia saat itu adalah negara terakhir yang masih menjual CD, selain Jepang dan India. Memang berbeda dengan Jepang yang warganya masih setia mendengarkan musik-musik dalam negeri sehingga masih mensupport dengan membeli CD asli.
"Kalau orang Indonesia terbalik mereka nggak mau beli CD Indonesia, maunya download ya CD marketnya turun, playernya nggak laku ya jadi bunuh diri sendiri. Kalau lihat ke depannya seperti itu ya buat apa? Lebih baik siapkan untuk pernah kedua, dunia yang baru," jelas dia. Saat penutupan masih ada jutaan keping CD album yang tersimpan di gudang. Namun kini, kepingan tersebut dia musnahkan karena ingin menutup cerita lama dan memulai dengan cerita baru.
Setelah menutup Disc Tarra, Wirawan mengaku sampai bengong dan linglung. Dia menduga hal itu terjadi akibat post power syndrom. Hal ini karena kebiasaanya berubah 180 derajat dari yang biasanya berteman dengan artis, penyanyi, punya pegawai, berada di organisasi besar. Tiba-tiba sendirian, tak punya gaji. Dia bahkan sempat kebingungan ke depan harus melakukan apa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"1 Januari 2016 saya sudah nggak ada pegawai yang ikut saya. 1800 pegawai hilang semua loh. Ini gue makan pakai apa, nggak ada gaji, nggak ada PT, listrik gue bayar pakai apa ya? Bengong nggak ada bisnis baru," jelasnya.
Kemudian dia ingat, jika dirinya sedang membangun laboratorium sayuran, cikal bakal Hydrofarm. Di tempat usaha barunya ini, Wirawan mengungkapkan ada sekitar 20 orang pegawai Disc Tarra.
Para pegawai tersebut merupakan yang paling loyal kepada Disc Tarra dan sudah tak memiliki skill dan terbentur usia. "Kalau dulu store manager, sekarang farm manager saya, dulu SPG sekarang manager administratif saya. Benar-benar yang loyal dan mau ikut. Waktu itu mereka sudah nggak ada skill lagi dan umur juga kan," ujar dia.
Kini Wirawan sedang menikmati masa tua bersama sayur dan buah-buahan yang ia tanam di lahan pertanian yang berdiri di bekas pabrik CD miliknya.
Simak Video "Metamorfosis Eks Bos Disc Tarra, Dari Produser Musik Jadi Petani"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/zlf)