Kartu Tani Dipakai buat Salurkan Subsidi Pupuk, Programnya Jalan?

Kartu Tani Dipakai buat Salurkan Subsidi Pupuk, Programnya Jalan?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 18 Jan 2021 15:34 WIB
Memasuki musim tanam awal tahun 2021, PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk subsidi dan non subsidi untuk petani.
Ilustrasi/Foto: Dok. Pupuk Indonesia
Jakarta -

Pada tahun 2017, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Kartu Tani. Kartu tersebut merupakan sarana akses layanan perbankan terintegrasi yang berfungsi sebagai simpanan, transaksi, penyaluran pinjaman hingga kartu subsidi (e-wallet) untuk petani Indonesia.

Selain itu, Kartu Tani yang dikembangkan oleh Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) digunakan untuk menyalurkan subsidi pupuk kepada para petani. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari selaku perwakilan Himbara menerangkan, per 31 Desember 2020, selama tahun 2020 telah tercetak 12,46 juta Kartu Tani. Namun, yang sudah dibagikan baru 59% atau 7,28 juta, dan penggunaannya baru mencapai 25% atau 1,84 juta kartu.

"Dari 12 juta, 7,2 juta sudah terdistribusi. Selama 2020 memang kami ada kendala distribusi, khususnya terkait pandemi. Kemudian disampaikan Kementan tadi terkait dengan awareness bapak-ibu di daerah juga memberikan kontribusi untuk proses distribusi ini. Kartu yang digunakan banyak terkonsentrasi di wilayah-wilayah piloting," kata Supari dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Senin (18/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis Kemenko Bidang Perekonomian Ismarini mengatakan, penggunaan Kartu Tani masih ada kendala, terutama terkait kurangnya bimbingan pemerintah daerah (Pemda) terhadap petani.

"Di 2020 itu, target implementasi di Jawa dan Madura 65% untuk Kartu Tani. Kenyataannya memang kita tidak bisa mencapai ini. Dari target 65%, hanya 12% yang bisa menggunakan Kartu Tani. Beberapa kendala, pada saat menganalisis kami melihat ada kurangnya pemerintah daerah terhadap implementasi Kartu Tani," jelas Ismarini.

ADVERTISEMENT

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Ia mengatakan, hanya segelintir Pemda yang punya perhatian khusus terhadap Kartu Tani untuk mendorong perkembangan pertanian di wilayahnya. Sementara, daerah yang sudah mengimplementasikannya memberikan perkembangan yang sangat baik di bidang pertanian.

"Di beberapa daerah yang kepala daerahnya itu mempunyai perhatian, implementasi Kartu Tani ini berdampak besar, persentasenya besar. Sebagai salah satu contohnya itu Kabupaten Batang, dimana implementasi Kartu Tani di sana sudah hampir 100%. Kemudian juga di Lampung, meskipun Kartu Tani belum ada, tapi ada perhatian dari Kepala Daerahnya terhadap perkembangan pertanian, mereka membuat Kartu Petani Berjaya di mana mengkombinasikan Kartu Tani dengan aplikasi," urainya.

Di sisi lain, menurut Ismarini kehadiran para penyuluh pertanian juga penting untuk membimbing para petani menggunakan Kartu Tani.

"Sehingga mungkin ini juga bisa menjadi masukan dalam mendistribusi pupuk nanti, mengkombinasikan antara Kartu Tani dengan aplikasi di android. Ternyata, di luar dugaan saya meskipun ada lack of technology dari para petani, ternyata mereka kalau untuk android lumayan cepat untuk sosialisasinya," imbuh dia.

Namun, ia menyarankan agar tim penyuluh pertanian yang bertugas ini juga memiliki kemampuan di bidang teknologi, sehingga bisa mendorong pemakaian Kartu Tani.

"Kemudian bagaimana di Lampung mensosialisasikan Kartu Tani dan aplikasinya itu memang kita membutuhkan penyuluh-penyuluh pertanian yang lain dari biasanya. Mungkin pemuda, melek teknologi, mempunyai interest terhadap teknologi untuk bisa mensosialisasikan Kartu Tani di pedesaan," pungkasnya.


Hide Ads