Jakarta -
Pedagang pasar menjadi salah satu target penerima vaksinasi Corona (COVID-19) tahap kedua. Proses pemberian vaksin kepada para pedagang pasar dimulai sejak kemarin, Rabu.
Plt Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan total pedagang pasar di seluruh Indonesia ada 4.014.000.
"Untuk pedagang pasar, kami sudah ada data. Data yang kami dapatkan dari berbagai sumber salah satunya dari BPJS Ketenagakerjaan itu total di Indonesia ada 4.014.000," terang Maxi dalam diskusi virtual di saluran YouTube FMB9, Rabu (17/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu pemerintah menargetkan jumlah pedagang pasar yang menerima vaksinasi adalah 1.365.007 orang.
"Nah, tentu sampai Februari dan Maret ini kita targetkan 1.365.000, sesuai dengan ketersediaan vaksin," lanjutnya.
Maxi pun memastikan bahwa seluruh pedagang akan mendapatkan vaksinasi. Pemerintah melakukan proses vaksinasi menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin.
"Jadi tadi data yang saya sampaikan itu sesuai ketersediaan vaksin kita Maret itu sekitar 1.365.000 (yang divaksinasi) dari 4 juta lebih (pedagang). Tetapi mereka semua 4 juta itu pasti dapat," tambah Maxi.
Pelaku UMKM pun protes vaksinasi, kenapa? baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Bersama Anies, Jokowi Tinjau Vaksinasi Corona Pedagang Tanah Abang
[Gambas:Video 20detik]
Menurut Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun, vaksinasi yang dilakukan terhadap pedagang pasar belum menyentuh pelaku UMKM secara signifikan.
"Padahal anggota kita atau usaha mikro ini sangat banyak, sangat besar, bahwa ada 63 juta usaha UMKM yang memang usaha mikronya itu rata-rata pedagang pasar dan lain-lain, itu kurang lebih sekitar 60 jutaan," kata dia.
Lanjut dia, pedagang bukan hanya di pasar, adapula pedagang-pedagang tradisional, warung warung tradisional yang juga melakukan interaksi dengan pembeli.
"Jadi mungkin baiknya bukan hanya menyasar pedagang pasar tetapi warung-warung tradisional itu juga baiknya atau juga warung-warung yang modern misalnya Alfamart, Indomaret, kan ada penjaganya, ada penjaga tokonya itu harusnya juga disasar sebenarnya," paparnya.
Meski demikian, pihaknya tetap mengapresiasi upaya pemerintah untuk melakukan vaksinasi terhadap para pedagang pasar.
"Tapi nggak apa-apa kita mulai dengan pedagang pasar bahwa memang paling sering terjadi interaksi atau paling mudah untuk membawa atau menularkan COVID, kita senang saja cuma memang jumlahnya saya terus terang tidak terlalu happy," tambahnya.
Apa jawaban pemerintah? penjelasannya di halaman selanjutnya.
Pada kesempatan itu, Maxi menjelaskan pelaku UMKM yang disebutkan Ikhsan di atas akan mendapatkan vaksinasi pada tahap selanjutnya.
"Untuk masyarakat pelaku ekonomi lainnya, usaha mikro lainnya, saya kira itu sudah akan masuk di tahap berikut, ada kan tadi masyarakat lainnya, itu pasti akan dapat untuk tahap-tahap berikutnya. Tapi khusus pedagang pasar, kami mohon maaf itu dapat data dari BPJS Ketenagakerjaan dan Askrindo. Ya belum tentu juga sejumlah itu, bisa kurang bisa lebih," paparnya.
Pemerintah memang menjadwalkan program vaksinasi secara bertahap. Vaksin yang diimpor pun datang ke Indonesia secara bertahap. Begitu pula vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero).
Ikhsan pun memberikan saran kepada pemerintah untuk memanfaatkan data penerima program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif, untuk melakukan Vaksinasi terhadap pelaku UMKM.
"Di teman-teman di Kemenkop UKM, dengan memberikan banpres Rp 2,4 juta untuk 12 juta itu datanya sudah lengkap itu Pak, di luar daripada atau sudah termasuk dari pedagang pasar, itu sudah dengan serta-merta dalam tahun ini sudah ada untuk 12 juta itu sudah kurang lebih 10 juta sudah di situ datanya lengkap itu, lengkap datanya, lengkap usahanya, kelengkapannya semuanya ada di situ," tambahnya.