Permintaan anggur Tiongkok tidak terbatas pada Australia, meski Prancis masih menjadi pengekspor anggur utama ke China. Australia berada di urutan kedua, dan ada juga permintaan yang kuat untuk label Chili.
Varietas anggur merah adalah yang paling populer di China, kata Purbrick, meskipun baru-baru ini konsumen mulai mengembangkan anggur bersoda dan anggur putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, penerapan tarif 212% dari China kepada anggur Australia baru-baru ini otomatis merugikan para pembuat anggur di Australia.
Bisnis pembuat anggur Australia Selatan bernama Jarrad White langsung hancur lebur dalam hitungan bulan padahal ia telah menghabiskan hampir satu dekade waktunya membangun bisnis di China.
White sudah tinggal di Shanghai selama beberapa tahun, mendirikan jaringan distributor untuk menjual anggur Jarressa Estate miliknya ke pasar China yang sedang berkembang pesat, di mana permintaan untuk anggur asing di kalangan kelas menengah tumbuh dengan cepat.
Pada pertengahan 2020 lalu, lebih dari 96% anggur Jaressa Estate dijual ke konsumen di China, hingga tujuh juta botol setahun. Namun pada November, Beijing mengumumkan tarif yang melumpuhkan anggur Australia sebagai bagian dari penyelidikan anti-dumping apakah anggur itu dijual terlalu murah di China.
Sejak ada aturan itu, tak ada satu botol pun anggur milik White yang terjual di sana.
Saat ini, ratusan ribu botol wine Jarressa Estate ditumpuk di palet di sebuah gudang di Adelaide, ibu kota Australia Selatan, menunggu tarif itu dicabut.
"Ini sangat merugikan kami. Kami memiliki banyak persediaan yang harus dibayar dan semua pesanan ini yang direncanakan untuk dialihkan, jadi itu membuat kami dalam situasi yang canggung," kata White.
Dia tidak sendiri. Ratusan produsen anggur Australia yang berinvestasi besar-besaran pada bisnis ini menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Nilai ekspor anggur ke China turun hampir US$ 0 pada bulan Desember, menurut statistik dari kelompok industri Wine Australia. Nilai total anggur yang diekspor ke China untuk seluruh tahun 2020 turun 14% menjadi sekitar 1 miliar dolar Australia atau US$ 790 juta.
(eds/eds)