Harga Gabah Anjlok, Petani Tolak Impor Beras

Harga Gabah Anjlok, Petani Tolak Impor Beras

Achmad Syauqi - detikFinance
Rabu, 17 Mar 2021 16:44 WIB
Warsidi petani di Klaten mengeringkan hasil panennya
Foto: Achmad Syauqi/detikcom: Warsidi petani di Klaten mengeringkan hasil panennya

Terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten, Wening Swasono mengatakan di saat harga gabah turun dan panen raya, mestinya rencana impor beras ditunda. Jika tetap dilakukan hanya akan membunuh petani.

"Saat panen padi dan negara mengimpor beras, ini bisa membunuh petani. Yang jelas teman teman KTNA dan elemen petani menolak impor beras, kami minta kementerian perdagangan meninjau ulang rencana itu," kata Wening pada detikcom.

Menurut Wening, saat ini secara umum baik lahan basah dan kering petani mulai panen padi. Seharusnya kementerian perdagangan melihat data riil di lapangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harusnya kementerian perdagangan melihat data di kementerian pertanian. Banyak daerah surplus beras jadi tidak seharusnya impor dilakukan di saat petani panen," lanjut Wening.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Klaten Erni Kusumawati menjelaskan harga jatuh karena masa panen tiba. Selain itu dipengaruhi hujan.

ADVERTISEMENT

" Iya harga turun karena sudah memasuki masa panen dan karena hujan. Kita sudah koordinasi dengan Bulog untuk bisa menyerap gabah petani tapi tentu dengan kriteria," jelas Erni pada detikcom.

Dikatakan Erni, puncak panen di Klaten diperkirakan masuk bulan April. Luas lahan sekitar 10.000 hektare.

"Puncak panen di bulan April nanti sekitar 10.300 hektare. Asumsi Provinsi 6,1 x 10.300 = 62.830 ton GKG, ini baru panen April saja dan kita optimis surplus," lanjut Erni.


(hns/hns)

Hide Ads