Mantan pemilik saham mayoritas Adidas, Bernard Tapie dirampok di rumahnya yang berlokasi di dekat Kota Paris. Tapie juga diserang sang perampok dan diikat bersama istrinya dengan kabel listrik.
Dilansir BBC, Senin (5/4/2021), perampok yang menyelinap ke rumah Tapie dilaporkan berjumlah empat orang. Mereka masuk sekitar pukul 00.30 waktu setempat pada hari Minggu, (4/3) tanpa diketahui petugas keamanan. Kala itu, Tapie dan istrinya yang bernama Dominique (70) sedang tidur.
Setelah itu, para perampok menyerang Tapie dan Dominique untuk mengetahui di mana harta mereka disimpan. Para perampok menarik rambut Dominique dan memaksanya memberi tahu di mana hartanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wali Kota Combs-La-Ville, Guy Geoffroy mengatakan, serangan yang diterima Tapie dan istrinya semakin parah ketika para perampok diberi tahu bahwa tak ada harta di rumah tersebut.
"Tapi tentu saja tidak ada harta karun, dan karena mereka tidak menemukannya, serangan yang mereka berikan (kepada Tapie dan istrinya) pun semakin parah," tutur Geoffroy.
Ia mengatakan, Tapie dipukul dengan tongkat di bagian kepala saat duduk di kursi, lalu diikat bersama Dominique menggunakan kabel listrik.
Setelah itu, para perampok pergi dengan membawa dua jam tangan, salah satunya merek Rolex, dan juga perhiasan seperti anting-anting, gelang, serta sebuah cincin. Tapie dan Dominique pun berusaha membebaskan dirinya, dan setelah berhasil mereka langsung lari ke rumah tetangga untuk menelepon polisi.
Tapie adalah seorang pengusaha yang dikenal dengan sederet skandalnya sejak dulu, bahkan hingga saat ini. Ia pernah terjerat kasus korupsi dan penipuan selama beberapa tahun, dan pernah masuk penjara.
Pada tahun 1990-an, Tapie pernah menjadi pemegang saham mayoritas di Adidas. Ia juga pernah mengambil alih surat kabar La Provence dan beberapa surat kabar lainnya. Ia juga pernah menjadi pemilik klub sepak bola Olympique de Marseille.
Mantan pemilik saham mayoritas Adidas itu juga pernah bangkrut dan menghabiskan lima bulan di penjara setelah serangkaian kasus korupsi, penipuan pajak dan penyalahgunaan aset perusahaan. Tak hanya itu, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Urusan Perkotaan pada tahun 1992 sampai 1993.
Berlanjut ke halaman berikutnya.