Swasta Punya Peran Genjot Ekonomi Nasional, Seperti Apa?

Swasta Punya Peran Genjot Ekonomi Nasional, Seperti Apa?

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 07 Apr 2021 12:59 WIB
Sunarto (49) tetap berkarya meski usaha kerajinan rotan yang digelutinya terdampak pandemi. Ia pun turut mereparasi barang kerajinan yang terbuat dari rotan.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pemerintah telah menekankan pentingnya transformasi usaha UMKM secara daring, mulai dari sistem rantai pasok, produksi, hingga pemasaran dan pembayaran.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyebutkan bahwa digitalisasi UMKM sangat diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi serta menjadi jembatan gap terbesar dalam proses digitalisasi UMKM yakni produk yang tidak standar.

Kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dalam membantu para pelaku UMKM pada masa pandemi COVID-19 semakin erat. Kerja sama yang menyeluruh dan lintas sektor menjadi penting, mengingat sektor UMKM berkontribusi sekitar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB), serta menyerap 97% dari total pekerja di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selepas dari pandemi ini pun, saya yakin bahwa kerja sama yang telah terjalin dengan erat antar berbagai pihak, baik antara pihak pemerintah dengan swasta, maupun antara pihak swasta dengan UMKM. Hal ini menjadi pendorong kemajuan UMKM," kata Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis dalam keterangannya, Rabu (7/4/2021).

Dengan jumlah lebih dari 64 juta orang, sektor UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional, dapat menjadi kekuatan pengungkit dan sumber pertumbuhan baru menghadapi pandemi. UMKM juga terbukti pernah menjadi kekuatan pengungkit pada saat krisis ekonomi 1998 dan krisis keuangan global 2008.

ADVERTISEMENT

Terkait digitalisasi UMKM ini, Mindaugas mengatakan, Sampoerna turut membantu sekitar 130.000 pemilik toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) dalam hal transformasi digital, termasuk melalui pengembangan aplikasi AYO SRC.

Melalui aplikasi ini, para pemilik toko kelontong SRC dapat melakukan pemesanan barang dan pembayaran secara daring. Tak hanya itu, aplikasi ini juga menawarkan fasilitas penundaan pembayaran (delayed payment) yang memungkinkan para pemilik toko kelontong SRC untuk lebih mengembangkan usahanya. Terutama dalam menghadapi masa pandemi ini, aplikasi AYO SRC membantu menghubungkan toko kelontong dengan konsumennya secara daring.

Di sisi lain, pemerintah juga telah menggagas sejumlah program digitalisasi UMKM, baik swadaya maupun berkolaborasi dengan pihak lain, termasuk Pahlawan Digital UMKM oleh Kementerian Koperasi dan UKM, serta Pasar Digital (PaDi) oleh Kementerian BUMN.

Selain itu, terdapat juga dukungan dana dari Kemenristek terhadap pengembangan aplikasi marketplace untuk para nelayan di Indonesia. Dengan aplikasi tersebut, hasil para nelayan dapat terhubung ke pembeli maupun pemasok tanpa pihak penengah.

Kolaborasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta dipandang dapat mempercepat tahapan pemulihan perekonomian nasional.


Hide Ads