Impor daging kerbau beku dari India sudah berjalan, dan sudah ada yang tiba di Indonesia sebanyak 6.200 ton. Daging tersebut dijual seharga Rp 80.000 per kilogram (Kg) di pasar-pasar seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran, masyarakat Indonesia memang lebih terbiasa mengkonsumsi daging sapi, terutama daging sapi segar.
"Kalau daging sapi memang masih lebih tinggi. Misalnya sapi segar jelas itu, (walaupun harganya) masih di atas Rp 100.000/Kg," tutur Ngadiran kepada detikcom, Kamis (22/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurutnya daging kerbau beku tetap laku di pasaran. Pasalnya, daging kerbau beku punya segmentasi pembeli tersendiri.
"Kalau daging itu kan ada pilihan orang. Menurut informasi dari teman-teman itu laku sebenarnya. Karena biasanya itu kan cocok untuk rendang. Jadi sebenarnya ada pangsa pasar yang memang mrk beli daging besar, tetap ada yang memang bisa dengan daging beku. Jadi pangsa pasarnya beda-beda," ujar dia.
Selain rendang, menurutnya masyarakat yang biasa memasak daging semur juga lebih suka membeli daging kerbau. Konsumen daging kerbau terbesar juga datang dari pemilik rumah makan Padang.
"Kalau yang biasa masak, contoh daging semur, itu senang kerbau, rendang senang kerbau. Cuma ada jenis masakan tertentu yang memang dia mungkin kebiasaan saja dia beli sapi, padahal daging kerbau itu sebenarnya bagus kok. Dan restoran padang itu kerbau sekarang, banyak," imbuh Ngadiran.
Harga daging kerbau beku pun dijual Rp 80.000/Kg, sehingga laku di pasaran. Bahkan, stoknya menipis karena distribusinya ke pasar-pasar masih sedikit.
"Yang sudah tersebar saya dapat informasi itu di Pasar Cipete, kalau nggak salah di Pasar Klender ada. Belum banyak, harapan kita mudah-mudahan minggu ini sudah bisa tersebar," kata dia.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta Perum Bulog selaku pihak yang merupakan distributor pertama daging kerbau agar mempercepat penyalurannya ke distributor selanjutnya agar segera masuk ke pasar. "Bulog itu kan distributor, dia yang harusnya mempercepat," tegas Ngadiran.
(vdl/zlf)