Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Kementerian Pertanian, Risfaheri menyebut ketersediaan pasokan daging sapi bagi masyarakat untuk Lebaran tahun ini dalam kondisi aman. Hal ini ia pastikan setelah meninjau Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah Jabodetabek dan Bandung.
"Saat ini BKP terus melakukan pemantauan terhadap kondisi di lapangan di antaranya dengan melakukan kunjungan langsung pada beberapa Rumah Potong Hewan (RPH) dan Distributor di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya untuk melihat stok daging sapi yang ada saat ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/5/2021).
Risfaheri meminta agar masyarakat tak perlu merasa khawatir akan stok daging sapi untuk pemenuhan kebutuhan lebaran. "Masyarakat tidak perlu khawatir, dari hasil kunjungan tim kami terpantau ketersediaan daging sapi dipastikan cukup hingga lebaran nanti," imbuhnya usai melakukan kunjungan ke RPH Bubulak, Senin (3/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut dari hasil pantauan, ketersediaan daging sapi dalam kondisi aman. Harga daging sapi (karkas) di tingkat RPH disebutnya bervariasi. Untuk daging sapi lokal harga dipatok mulai dari Rp 96.000/ kg sampai Rp 103.000/kg, sementara harga untuk sapi impor mulai dari Rp 100.000,-/kg hingga Rp 104.000,-/kg.
Variasi harga ini menurutnya bergantung pada kondisi dan kualitas sapi, serta biaya jasa pemotongan yang juga berbeda di setiap RPH. Harga daging sapi memang diramalkan akan terus mengalami pergerakan seiring naiknya permintaan dari masyarakat. Meski begitu, dia menjamin kenaikan tersebut masih dalam batas yang wajar.
Di RPH Bayur-Karawaci misalnya, pada hari biasa rata-rata jumlah sapi yang dipotong per hari sebanyak 35 ekor. Namun, mendekati lebaran diprediksi akan terjadi peningkatan sebesar 7-8 kali lipat atau sekitar 250 ekor sapi akan dipotong guna memenuhi permintaan konsumen.
"Terjadinya kenaikan harga daging menjelang Idul Fitri, menurut pedagang daging karena harga daging sapi hidupnya yang sudah mahal. Namun menurut pengakuan pengelola RPH dari segi ketersediaan sapinya cukup, hanya memang harga sapi hidup sudah naik, sehingga harga daging di pasar eceran juga mengalami kenaikan," terangnya.
Oleh karena itu, Risfaheri mengatakan pihaknya berupaya untuk semakin menggencarkan gelar pangan murah daging sapi beku. Hal ini guna mengatasi kenaikan harga daging sapi menjelang lebaran.
"Untuk mengatasi hal tersebut, kami menggencarkan gelar pangan murah daging sapi beku. Kami siapkan daging sapi beku dalam jumlah yang cukup di Pasar Mitra Tani yang tersebar di Jabotabek. Bahkan dapat dipesan secara online dengan free ongkir," paparnya.
Selain RPH, Risfaheri mendatangi sejumlah distributor, di antaranya Indogizi Ciputat, PT Mega Internasional Sejahtera, PT Berkat Mandiri Prima, PT Harjaya Mulia Abadi (EATMEAT), serta PT Suri Nusantara Jaya yang berlokasi di Jl. Raya Kranggan, Jatiraden, Kec. Jatisampurna, Bekasi,
Diungkapkannya, daging sapi yang terdapat pada cold storage di tingkat distributor berasal dari berbagai negara, seperti Australia, New Zealand, India dan Amerika.
Sementara itu, staf bagian impor PT Suri Nusantara Jaya, Sulaeman menjelaskan stok daging sapi yang dimiliki saat ini berjumlah 1.290 ton. Ada pula stok daging kerbau sebanyak 491 ton yang nantinya akan dipasarkan ke seluruh wilayah di Indonesia.
"Daging sapi yang dimiliki saat ini sekitar 1.290 ton, dan daging kerbau 491 ton, dengan jangkauan pemasaran ke seluruh Indonesia, kami siap mendukung terpenuhinya kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menekankan pasokan daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan hingga perayaan Idul Fitri dipastikan aman.
"Harapan kami di Ramadhan sampai Idul Fitri nanti kebutuhan pangan betul-betul tersedia. Kami melaporkan setiap saat kepada presiden tentang persediaan sebelas komoditi yang ada," kata Syahrul.
Diakuinya, selama Ramadhan hingga Idul Fitri permintaan daging mengalami kenaikan yang berdampak pada peningkatan harga daging di pasaran.
Menyikapi situasi ini, Kepala BKP Agung Hendriadi mengatakan pihaknya melakukan upaya antisipatif agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhannya. Di antaranya dengan mengadakan Gelar Pangan Murah (GPM) melalui Pasar Mitra Tani/Toko Tani Indonesia Centre di seluruh provinsi.
Agung berharap GPM bisa menjadi solusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan dengan kualitas terbaik dan harga yang terjangkau.
(akd/hns)