Kelamnya RI di Penghujung Era Soeharto: Ekonomi Porak-poranda Disapu Krisis

Kelamnya RI di Penghujung Era Soeharto: Ekonomi Porak-poranda Disapu Krisis

Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 08 Jun 2021 20:00 WIB
Aksi massa tuntut Soeharto mundur kian bergelora di bulan Mei 1998. Sederet peristiwa yang terjadi di bulan itu jadi catatan hitam dalam demokrasi di Indonesia.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Indonesia punya kisah pahit di tahun 2008. Di ujung pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia terjebak dalam krisis ekonomi dan dampaknya sangat terasa pada masyarakat.

Krisis itu sebetulnya bukanlah yang pertama. Namun, krisis 1998 kondisinya sangat berat dan pemulihannya perlu waktu.

"Krisis pertama itu di tahun 1965-1966 yang pada saat itu kondisi dari sosial, politik, ekonomi kita betul-betul dalam kondisi yang memprihatinkan. Bahkan secara ekonomi kita tahu di tahun 1965 itu inflasi mencapai 594%. Tahun 1966 mencapai 635%. Kondisi sangat berat, dan untuk memulihkan ekonomi, sosial, dan politik memerlukan waktu," kata Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo pada 3 April 2020 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis ekonomi yang terparah pemerintahan Soeharto terjadi antara 1997-1998. Peristiwa ini disebut-sebut menjadi penyebab utama tumbangnya masa Orde Baru setelah berkuasa selama 32 tahun.

Dari sisi nilai tukar, pada masa pemerintahan Soeharto, dolar AS berada di kisaran Rp 2.000-Rp 2.500. Sebab, Indonesia belum menganut rezim kurs mengambang. Orde Baru kala itu tidak mau tahu, dolar AS harus bertahan di level itu.

ADVERTISEMENT

Namun, imbas kebijakan itu cadangan devisa Indonesia terus tergerus untuk menjaga kurs. Akhirnya pemerintah membuka rupiah menjadi kurs mengambang. Akhirnya dolar AS mulai merangkak naik ke Rp 4.000 di akhir 1997, lanjut ke Rp 6.000 di awal 1998. Ekonomi morat-marit hingga terjadi penjarahan di mana-mana.

Pelemahan rupiah diperparah ketika kondisi keamanan dan politik Indonesia bergejolak. Pada Mei 1998, kerusuhan terjadi di mana-mana menuntut Presiden Soeharto mundur dan mulai dari situ krisis moneter Indonesia memuncak.

Sampai akhirnya rupiah jatuh tak berdaya saat dolar AS mencapai level Rp 16.650. Perekonomian pun kacau balau. Ekonomi Indonesia tidak tumbuh bahkan -13,1%, harga-harga pangan melambung tinggi, inflasi pun meroket hingga 82,4%. Depresiasi rupiah mencapai 197%.

Krisis ekonomi saat itu menyebar ke sebagian negara dunia. Pertama kali dimulai pada 2 Juli 1997 ketika Thailand mendeklarasikan tidam mampu membayar utang luar negerinya.

Lanjut ke halaman berikutnya soal krisis moneter di era Soeharto.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan faktor lain yang menyebabkan Indonesia terkena krisis moneter pada 1998 adalah berasal dari neraca pembayaran.

"Terutama di Asia dengan nilai tukar yang tidak fleksibel, terus direkomendasikan dengan capital flow yang bebas, tidak ada sinkronisasi dari kurs dan capital inflow, dan ketidaksinkronan itu memunculkan spekulasi dan nilai tukar drastis, 1998 menjadi pembelajaran berharaga. Banyak negara mengubah policy," kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Krisis ekonomi pada 1998, kata Sri Mulyani, banyak direspons oleh negara dengan memberlakukan nilai tukar lebih fleksibel serta melakukan monitoring terhadap capital inflow, serta neraca keuangan korporasi, neraca keuangan pemerintah, hingga Bank Sentral.

"Dalam surveillance semua neraca dilihat. Semuanya neracanya dilihat sehingga bisa deteksi lebih baik," tambah dia.

Namun sejak BJ Habibie dilantik pada 21 Mei 1998 menggantikan Soeharto, kondisi ekonomi perlahan mulai pulih. Pada akhir 1997 dolar AS secara perlahan mulai merangkak ke Rp 4.000 kemudian lanjut ke Rp 6.000 di awal 1998, bahkan sempat mencapai Rp 13.000. Dolar AS sedikit menjinak dan kembali menyentuh Rp 8.000 pada April 1998.

Hari ini, Presiden ke-2 Indonesia itu genap 100 tahun. Lahir 8 Juni 1921 di Dusun Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, Soeharto menjadi presiden terlama yang memimpin Indonesia yakni selama 32 tahun.

Memperingati seabad kelahiran Soeharto, pihak keluarga akan menggelar peringatan kelahiran di Masjid At-Tin, Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur hari ini, Selasa (8/6/2021).


Hide Ads