Pusing Harga Cabai Anjlok, Petani: Gimana Balik Modal, Nombok Mas!

Pusing Harga Cabai Anjlok, Petani: Gimana Balik Modal, Nombok Mas!

Jalu Rahman Dewantara - detikFinance
Kamis, 10 Jun 2021 15:27 WIB
Sejumlah petani memanen cabai di lahan pertanian cabai di Dusun 1, Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo
Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikcom: Sejumlah petani memanen cabai di lahan pertanian cabai di Dusun 1, Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo
Kulon Progo -

Harga cabai merah keriting yang saat ini berkisar Rp 8.000 per Kg membuat petani di Kulon Progo, Yogyakarta, pusing. Pasalnya harga tersebut berada di bawah biaya produksi.

"Dengan harga segini enggak bisa balik modal. Harusnya ya Rp10.000 ke atas, kalau di bawah itu ya berat buat kami," ungkap salah satu petani, Ganang (29), saat ditemui wartawan di lahan pertanian cabai di Dusun 1, Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Kamis (10/6/2021).

Ganang menjelaskan Break Even Point (BEP) titik impas biaya produksi cabai berada di kisaran Rp 10.000-11.000 per Kg. Jika harga di pasaran di atas itu, petani dipastikan balik modal dan mendapat untung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya bila harga di bawah BEP, petani tidak bisa balik modal dan merugi. Padahal BEP ini belum termasuk upah yang diberikan petani kepada tenaga pemetik cabai.

"Gimana balik modal, buat ongkos tenaga aja masih tombok mas," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ganang mengungkapkan kondisi saat ini kian tak menguntungkan petani karena di saat bersamaan lahan pertanian cabenya terserang virus. Sekitar 50 persen tanaman cabai dari lahan seluas seluas 2.000 meter persegi miliknya mati sehingga tidak bisa dipanen. "Makin parah ini mas, udah harganya rendah, malah kena virus, jelas enggak bisa balik modal," ungkapnya

Keluhan serupa diutarakan petani lain, Rubinem (68). Ia mengaku sudah pesimis bisa balik modal jika harga cabai masih sama seperti saat ini. "Ini murah banget, ya jelas rugi dan gak "cucuk" sama biaya buat biaya perawatan dan sebagainya," ujarnya.

Langsung klik halaman selanjutnya. Masih ada lagi curhat petani lainnya soal harga cabai anjlok.

Tonton juga Video: Harga Cabai Meroket, Petani Sebut Faktor Cuaca

[Gambas:Video 20detik]



Ditemui secara terpisah, Ketua Kelompok Tani Bangun Karya, Dusun 1, Garongan, Panjatan, Sudiro mengatakan anjloknya harga cabai mulai terlihat sejak panen raya Mei 2021 lalu. Ketika itu harga di tingkat petani menyentuh Rp6.000 per Kg. Kemudian perlahan naik jadi Rp7.000 per Kg dan kini bertahan di angka Rp8.000 per Kg.

"Sudah turun sejak setengah bulan lalu, dan sekarang stabil di angka Rp8.000 per Kg," ucap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pasar Lelang Kulon Progo tersebut.

Menurut Sudiro, turunnya harga cabai merah disebabkan karena adanya panen raya. Di mana pada Mei lalu, lahan cabai seluas 750 hektar di pesisir Kulon Progo serentak dipanen. Walhasil harga di pasaran menjadi turun.

"Di Kulon Progo total lahan cabai seluas hektar telah dipanen bulan lalu. Itu masuk wilayah pesisir selatan, mulai dari Pantai Trisik, sampai Glagah. Kemungkinan ini yang buat harga jadi turun," ujarnya.

Sudiro mengungkapkan dengan harga saat ini petani sukar balik modal. Petanipun lanjutnya terpaksa menjual sesuai dengan harga sekarang. Di lain sisi, upaya mengolah cabai untuk dijadikan produk olahan lain demi menutup kerugian belum bisa dilakukan lantaran terkendala biaya.

"Kemarin dari dinas sebenarnya ada sosialisasi pengeringan cabai, tapi belum siap. Secara teori dan teknologi kami bisa, tapi untuk sampai tahap itu kan memerlukan biaya juga," ucapnya


Hide Ads