100% Produksi Oksigen Buat Rumah Sakit, Bila Kurang Pemerintah Mau Impor

100% Produksi Oksigen Buat Rumah Sakit, Bila Kurang Pemerintah Mau Impor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 05 Jul 2021 12:22 WIB
Jakarta -

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan seluruh produksi oksigen dalam negeri dialihkan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Hal ini untuk menangani banyaknya masalah kekurangan oksigen di rumah sakit.

Luhut mengungkapkan memang telah terjadi peningkatan kebutuhan oksigen hingga 4 kali lipat, hal ini membuat distribusi oksigen menjadi tersendat. Hal itu membuat oksigen menjadi langka dan bahkan habis di beberapa rumah sakit.

"Oksigen ini juga sebenarnya karena ada peningkatan 3-4 kali mungkin jumlah yg dibutuhkan jadi distribusi sempat tersendat. Tapi ada pengaturan dri 5 produsen oksigen kita minta 100% dikasihkan ke masalah kesehatan," ungkap Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (5/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memastikan saat ini semua kebutuhan oksigen di rumah sakit saat ini telah teratasi. Luhut menegaskan masyarakat tak perlu khawatir, kalau memang stok oksigen dalam negeri kurang opsi impor gas oksigen sedang dipertimbangkan.

"Memang oksigen, beberapa tempat kurang ini kita atasi. Bahkan ada malah kita opsi mengimpor dan sekarang on going," ungkap Luhut.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyatakan pihaknya sudah membuat satuan tugas untuk mengurus masalah keseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen bagi rumah sakit. Dia juga menyatakan opsi impor oksigen bisa dipertimbangkan oleh Kementerian Perindustrian bila stok dalam negeri kurang.

"Arahan pak menko soal oksigen kita identifikasi kebutuhan oksigen kita buat satgas oksigen kita gerakkan satgas sesuaikan supply demand dengan pasokan dan kebutuhan rumah sakit, dan transportasi logistiknya dari produsen yang ada," ungkap Budi Gunadi dalam kesempatan yang sama.

"Kalau ada kekurangan, Kemenperin diminta konversikan oksigen yang dialokasikan ke industri untuk dialokasikan ke rumah sakit, kalau perlu impor oksigen," lanjutnya.

Dalan keterangan tertulis yang diterbitkan Kemenkomarves, Kemenperin menyatakan para produsen gas oksigen sudah 100% diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis.

Diharapkan hal ini dapat memenuhi kebutuhan oksigen farmasi 1.700 ton per hari nasional, sekitar 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa. Kemenperin juga menyatakan industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.

Di sisi lain, beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank untuk penanganan pasokan oksigen. Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada 06 Juli 2021.

Kemudian ada juga 5 unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba pada 09 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan 4 unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira 4 hingga 5 hari perjalanan laut.

Lalu, akan ada tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon. PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021 tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1m3.

Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1315 ton per hari.


Hide Ads