Pedagang obat-obatan di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur mengungkapkan stok obat terapi COVID-19 mengalami kekosongan. Padahal, pasar tersebut merupakan sentra penjualan obat dan alat kesehatan di DKI Jakarta.
"Seperti jawaban-jawaban saya minggu lalu, sama saja, kosong. Dulu nggak laku, barang nggak laku jadi stoknya kita juga nggak banyak-banyak," kata Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon kepada detikcom, Rabu (21/7/2021).
Dia mengatakan, selain 11 obat terapi COVID-19 yang dicari, masyarakat juga banyak yang membeli vitamin C. Di tengah kondisi stok yang kosong, pedagang mengatakan, stok di distributor pun kosong.
"Dari distributornya nggak ada, kawan-kawan saya mau beli lagi jawabannya kosong. Udah gitu aja," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembelian obat terapi COVID-19 di Pasar Pramuka harus disertai resep dokter. Kemudian, sampai saat ini permintaan masih tinggi namun berkurang jauh dari sebelumnya.
"Sampai sekarang masih banyak yang mencari tapi sudah berkurang jauh. Karena kan pemerintah sudah mengadakan proyek pasar di Kimia Farma kan, jadi sudah mengarah ke Kimia Farma semuanya," ujarnya.
Akhirnya, kata dia, pedagang tak memaksakan untuk mengisi stok khusus obat terapi COVID-19. Yoyon mengusulkan kepada pemerintah agar turut terlibat dalam pendistribusian obat-obatan tersebut.
"Nggak ada pun nggak masalah bagi kita, kalau ada pun kami jual kalau nggak ada ya nggak jual, cuman kami pedagang hanya bisa mengusulkan pemerintah untuk terlibat dalam pendistribusian obat ini. Baik dari produsen ke distributor, ke Pedagang Besar Farmasi baru ke kami. Kami perlu pengawalan itu," jelasnya.
Simak juga video 'Larangan Keras BPOM soal Promosi Ivermectin sebagai Obat COVID-19':
lanjutkan membaca ke halaman berikutnya
(zlf/zlf)