Tren Ikoy-ikoyan, Donasi Atau Marketing Terselubung?

Tren Ikoy-ikoyan, Donasi Atau Marketing Terselubung?

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 04 Agu 2021 16:15 WIB
Ilustrasi Donasi Online
Ilustrasi/Foto: shutterstock
Jakarta -

Warga Instagram beberapa hari ini heboh akan tren ikoy-ikoyan. Istilah itu dinamakan untuk sebuah tren donasi para selebgram yang dimulai oleh Arief Muhammad.

Ikoy-ikoyan ini berawal dari akun Instagram milih Arief Muhammad @ariefmuhammad. Intinya adalah bagi-bagi uang atau hadiah melalui direct message kepada para follower-nya di Instagram yang dipilih secara acak.

Kata ikoy sendiri merupakan nama panggilan dari salah satu staf Arief Muhammad yang memiliki nama asli Rizqi Fadillah. Nah Arief sendiri sering berbagi hadiah seperti uang, makanan, vitamin hingga ponsel dengan memerintahkan Ikoy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren 'ikoy' ini menyebar luas ke banyak selebgram, artis serta pesohor lainnya. Mereka turut serta melakukan aksi ini. Namun di dunia maya juga ada yang memandang miring aksi ini.

Sebagian menilai trend donasi ini hanyalah marketing terselubung. Sebab terkadang ada syarat-syarat yang diberikan para selebgram sebelum berbagi. Mereka juga bisa mendulang lebih banyak follower.

ADVERTISEMENT

Pakar Marketing yang juga CEO Markplus Inc, Hermawan Kartajaya menilai hal yang wajar jika para selebgram berbagi kepada followers-nya. Menurutnya itu adalah bentuk PSR (personal social responsibility) di masa pandemi.

"Selebgram-selebgram ini kan dapat banyak duit, kaya, jadi ya wajar melakukan itu. Menurut saya bagus karena dia juga yang mendapatkan keuntungan juga dari pandemi ini, followernya makin banyak, sehingga dia melakukan PSR. Itu wajar, sangat wajar," katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (4/8/2021).

Sindiran mengenai marketing terselubung menurutnya tidak pantas juga disematkan kepada para selebgram tersebut. Sebab dalam kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan besar seperti CSR juga tetap ada maksud dan tujuannya.

"Jangan dianggap marketing terselubung, itu dilakukan semua orang juga. Bahkan perusahaan besar melakukan CSR juga pasti ada maksudnya. Mereka membangun sekolah atau lainnya di sekitar pabriknya kan ada kepentingan, supaya pabriknya aman, kan tidak apa-apa seperti itu," ucapnya.

Sementara jika memang selebgram tersebut memberikan persyaratan tertentu yang memberikan keuntungan buat mereka sendiri menurut Hermawan juga itu merupakan hal yang wajar. Sebab jika si selebgram tetap eksis maka suatu saat mereka juga bisa melakukan ikoy-ikoyan lagi.

"Kan kita harus tetap hidup dulu jika mau menyelamatkan orang lain," tuturnya.

Sementara Pakar Marketing, Yuswohady juga menilai hal yang wajar jika selebgram berbagi dengan caranya masing-masing. Di masa pandemi kegiatan seperti itu tentu sangat bermanfaat.

"Ini kan masa pandemi saat orang banyak butuh. Terus dikasih kesempatan untuk minta, ya siapa yang nggak mau. Apalagi mintanya ke selebgram yang asumsinya sudah mendulang uang banyak dari follower, dari iklan, ini saatnya nagih. Kan yang membuat mereka kaya kan follower," ucapnya.

Dia juga mengatakan hal yang wajar jika selebgram memanfaatkan tren ikoy-ikoyan ini untuk melakukan marketing, baik itu dengan tujuan menambah follower ataupun mengiklankan bisnis lainnya. Dalam dunia marketing kegiatan itu masuk dalam kategori sales promotion.

"Itu kan namanya sales promotion, artinya kamu beli dapat hadiah, atau diskon atau apa. Cuma ini kan kepentingannya ada 2, ada yang kepentingan narik follower, ada yang memang kepentingannya untuk donasi atau sedekah," tuturnya.

Namun sales promotion tidak bisa dilakukan terus menerus, karena ada biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu kegiatan sales promotion dilakukan di momen-momen tertentu saja, termasuk momen saat ini, ikoy-ikoyan.


Hide Ads