Upaya untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity di akhir tahun ini akan menjadi pekerjaan yang sulit. Hal itu terjadi karena masih rendahnya tingkat vaksinasi.
Wakil Presiden ke-12 sekaligus Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menerangkan, untuk mencapai herd immunity dibutuhkan sekitar 400 juta suntikan. Sementara, kata dia, saat ini baru dicapai sekitar 70 juta suntikan. Padahal, sekarang sudah masuk ke bulan Agustus.
"Tentu rencananya ialah selesai akhir tahun tapi ini sulit sekali dicapai karena rata-rata dicapai per hari hanya sampai... karena sudah 8 bulan itu kira-kira per hari hanya 250 sampai 300 ribu per hari yang dicapai," kata dia dalam acara penandatangan nota kesepahaman kerja sama Kadin Indonesia-PMI, Rabu (4/8/2021).
Oleh karena itu semua pihak harus bekerja sama, termasuk dengan Kadin Indonesia dengan vaksin Gotong Royong yang bisa membantu mempercepat vaksinasi tersebut. "Tapi ternyata tidak semudah itu karena vaksin ada, tapi nakesnya kurang, tempat kurang," katanya.
Pria yang akrab disapa JK itu juga menuturkan, akan sulit menyeimbangkan antara ekonomi dengan kesehatan. Sebab, permasalahan yang muncul adalah dari kesehatan. Maka itu, semua pihak harus bersama-sama menjalankan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) dan 3T (tracing, testing, treatment).
"Kemudian sekarang ini lagi timbul suatu treatment itu, timbul upaya antara lain yang sangat membantu semua masyarakat mengharapkan adanya plasma konvalesen," ujarnya.
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, nota kesepahaman kerja sama yang diteken hari ini ialah sebagai bentuk peran serta pengusaha dalam program kemanusiaan. Dia mengatakan, kebutuhan plasma konvalesen sebagai terapi penderita COVID-19 terus meningkat. Meningkatnya kebutuhan plasma ini harus didukung oleh sarana dan prasaran yang memadai.
"Hal ini tentunya mendorong Kadin untuk bekerjasama dengan PMI dengan harapan Kadin dapat terus berpartisipasi aktif membantu PMI dalam penyediaan sarana dan prasarana tersebut yang saat ini diperlukan PMI," katanya.
(acd/fdl)