Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terus mewaspadai kondisi ekonomi di tengah masa pandemi. Apalagi laju pemulihan ekonomi saat ini sangat ditentukan dengan kecepatan negara-negara mengakses vaksin COVID-19.
Hal itu disampai Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RUU APBN 2022 dan Nota Keuangan secara virtual, Senin (16/8/2021).
"Kita harus terus mewaspadai ekonomi ini karena akan menimbulkan komplikasi dari sisi polisi responsnya dan seperti bapak presiden sampaikan di dalam pidato kenegaraan Indonesia juga memperjuangkan agar akses vaksin bisa terus diperoleh oleh semua negara dan segmen masyarakat," tutur Sri Mulyani.
Dia menjelaskan pemulihan ekonomi yang tidak seragam tersebut memicu risiko terhadap ekonomi, terutama dari sisi keseimbangan pasokan dan permintaan. Dia mencontohkan Amerika Serikat.
Menurut Sri Mulyani di Amerika Serikat saat inni terjadi lonjakan permintaan barang kebutuhan hidup, namun tidak diikuti dengan pasokannya.
"Kalau kita lihat disini inflasi di Amerika serikat yang melonjak di atas 4% dan inflasi negara-negara maju yang relatif meningkat ini karena Diman melonjak pada saat recovery 2021 namun tidak diikuti oleh fleksibilitas sisi supply atau ketersediaan sisi supply yang menyebabkan inflasi dan ini tentu akan menimbulkan respons terhadap kebijakan," tutur Sri Mulyani.
Dia menambahkan, laju inflasi di negara berkembang relatif masih stabil, tapi juga harus tetap waspada terhadap imbas dari tingkat inflasi di negara-negara maju.
"Inflasi negara berkembang relatif masih stabil tapi ini juga nanti subject to pemulihan ekonomi sehingga kompleksitas dari lingkungan global dari sisi respons polusi terutama akibat meningkatnya inflasi di negara maju perlu Kita waspadai terutama pada 2022," tutur Sri Mulyani.
(aid/hns)