Polemik tingginya harga jagung masih menjadi pusat perhatian publik. Saat Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan penyebab tingginya harga jagung karena stoknya kosong. Kementerian Pertanian membantah pernyataan itu.
Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab menegaskan stok jagung itu ada dan total jagung mencapai 2,3 juta ton itu benar adanya. Pihaknya pun mempersilakan bila ada yang meragukan untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," jelas Ismail, dalam keterangannya, Rabu (22/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya Ismail mengatakan, stok akan bertambah karena bulan September hingga Oktober adalah masa panen jagung yang ditanam di lahan sawah.
Bukan karena stok yang kosong, Ismail mengungkap harga jagung tinggi karena pabrik pakan besar dan pengepul menyimpan jagung dalam jumlah besar, mengingat adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu. Selain itu, karena kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.
"Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30%. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita," tambahnya.
Dengan adanya keluhan tingginya harga jagung pakan ternak, Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto menegaskan wilayahnya siap menyuplai kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur maupun ayam layer. Menurutnya pada bulan September dan Oktober ini produksi jagung di Kabupaten Grobogan mencapai 170 ribu ton.
"Bulan September ini luas panen ada 26 ribu hektar dengan produksi 170 ribu ton. Kalau dikonversi dengan kadar air 15-17% maka masih ada 120 ribu ton," ungkapnya.
Sunanto menambahkan bahwa pada bulan Oktober nanti, luas panen mencapai 11 ribu hektar dengan produksi jagung sebesar 70 ribu ton.
"Nanti di bulan Oktober ada 70 ribu ton jagung yang kalau di konversi dengan kadar air 15-17 persen yaitu 50 ribu ton", kata Sunanto.
Jawaban dari pihak Kementan, buntut dari pernyataan Mendag Muhammad Lutfi, kemarin dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI. Dia memberi penjelasan soal polemik harga jagung mahal. Menurutnya hal itu karena pasokan barangnya tidak ada.
"Gini kalau ada barangnya, sekarang kita jangan ngomong jutaan, ngomong 7.000 (ton) aja nggak ada buat kebutuhan 1 bulan di Blitar, nggak ada barangnya," kata dia, Selasa (21/9/2021).
Lutfi menyebut jika stok jagung memang ada tidak mungkin harganya meroket seperti sekarang ini.
"Saya ingin menjawab pertanyaan daripada Pak Mufti tentang masalah harga pakan jagung. Kalau kita punya sekarang 2,3 juta (ton) jagung, mungkin nggak harganya naik meroket seperti itu? tidak mungkin," paparnya.
(zlf/zlf)