Sementara Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong mengatakan kerja sama Indonesia dan Singapura dalam jangka panjang didukung kerja sama ekonomi yang kuat. Ia berharap hubungan bilateral dan ekonomi Indonesia-Singapura dapat terus berjalan.
"Kami berharap dapat terus terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memperkuat lembaga lembaga regional dan multilateral, termasuk ASEAN dan WTO. Sehingga, dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kita dan meningkatkan taraf hidup masyarakat kita," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama pun disampaikan oleh Sekretaris Departemen Perdagangan dan Industri Filipina Ramon M Lopez. Ia menyampaikan Indonesia dan Filipina merupakan memiliki nilai dan kebudayaan serupa sehingga mendorong kolaborasi di bidang e-commerce, ekonomi digital, dan halal.
Menurut Lopez, pemerintah Filipina berkomitmen terhadap nota kesepahaman (MoU) dengan Indonesia tentang kerja sama promosi investasi yang ditandatangani pada 2020. Adapun isi MoU meliputi pertukaran informasi, seperti kebijakan, regulasi, dan prosedur perizinan investasi, peluang investasi di kedua negara, serta realisasi investasi asing.
"Marilah, kita bersama-sama membangun kemitraan kerja sama ekonomi yang lebih hidup dan responsif," ucap Lopez.
Di kesempatan yang sama, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi menyoroti soal dampak kebijakan PPKM yang diperkirakan bersifat temporer. Hal ini tercermin dari aktivitas manufaktur yang mulai menggeliat pada Agustus 2021. Salah satunya ekspor yang terus berjalan dan mencatatkan surplus. Kondisi ini, lanjut Edi, menandakan pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi COVID-19 berjalan seimbang.
"Menurut Indeks Pemulihan COVID-19 Nikkei per September 2021, Indonesia mencatatkan skor 54,5. Skor tersebut merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Tercatat pada Juli 2021, skor Indonesia berada pada peringkat ke-92. Skor indeks tersebut merupakan akumulasi dari tiga kategori utama yang meliputi manajemen infeksi, pemberian vaksin, dan mobilitas. Semakin tinggi peringkatnya, semakin dekat negara tersebut dalam proses pemulihan COVID-19," jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani berharap, TEI 2021 dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk mengoneksikan, memperdagangkan, berinvestasi dan bekerja sama. Dalam hal ini, Kadin Indonesia akan memfasilitasi untuk melakukan kontak dengan komunitas bisnis.
"Sebagai Presidensi G20, Indonesia akan berkolaborasi dengan negara anggota G20 untuk kembali membuka ekonomi menjadi lebih baik dari saat ini. Kita juga memastikan ekonomi akan menjadi lebih kuat setelah pandemi, lebih inovatif, dan berkelanjutan untuk semua negara," tutup Shinta.
(akn/hns)