Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 berkisar antara 3% hingga maksimal 4%. Perkiraan tersebut didasari oleh realisasi investasi hingga kuartal III-2021.
Realisasi investasi pada kuartal III menyentuh Rp 216,7 triliun, turun 2,8% dibandingkan kuartal II. Sedangkan realisasi investasi Januari hingga September mencapai Rp 659,4 triliun atau 73,3% dari target dan tumbuh 7,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Jadi menurut saya, ini menurut saya lho dengan data Kementerian Investasi nih, mungkin di kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi kita ya di antara 3% sampai 4% karena kalau saya lihat dengan realisasi investasi, itu baru perkiraan," katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu saja, angka resmi pertumbuhan ekonomi adalah Badan Pusat Statistik (BPS) yang akan mengumumkannya. Sedangkan yang Bahlil sebutkan hanya perkiraan berkaca pada realisasi investasi.
Bicara realisasi investasi yang turun di kuartal III dibandingkan kuartal II tak dipungkiri dipengaruhi oleh ngamuknya COVID-19 akibat varian delta.
"Di Kuartal ketiga itu realisasi kami Rp 216,7 triliun. Secara q&q (kuartal ke kuartal) dibandingkan dengan kuartal kedua itu turun sebesar 2,8%. Ini lebih disebabkan karena memang selama 3 bulan ini kami bisa bekerja maksimal hanya 1,5 bulan, 1,5 bulannya kita tahu pandemi COVID," tambahnya.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa mencapai 4,3%.
"Kita optimis untuk revisi kuartal 3. Outlook membaik jadi 4,3%. Memang dibanding kuartal 2 turun, tapi kalau kuartal 3 ada delta varian yang tinggi, itu yang sebabkan ada koreksi pemulihan ekonomi di kuartal 3. Namun koreksinya tidak terlalu dalam bisa bertahan," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/10/2021).