Kisah UMKM Surabaya Bangkit dari Kebakaran, Kebanjiran & Pandemi

Kisah UMKM Surabaya Bangkit dari Kebakaran, Kebanjiran & Pandemi

Angga Laraspati - detikFinance
Rabu, 27 Okt 2021 21:46 WIB
Revolt Industry
Foto: dok. Tokopedia
Jakarta -

Menyambut Hari Sumpah Pemuda, Tokopedia membagikan kisah inspiratif UMKM Surabaya, yaitu 'Revolt Industry'. Usaha ini digawangi lima anak muda, salah satunya Agung Dwi Kurnianto (31).

Agung bercerita, setelah lulus kuliah, ia dan rekan-rekannya memulai bisnis kerajinan kulit seperti dompet dan tas dari garasi kecil. Kala itu ia nekat dan belajar menjahit secara otodidak.

"Bermodal nekat, kami berlima otodidak belajar menjahit, me-manage tim, bisnis dan keuangan. Semua dari internet," jelas Agung dalam keterangan tertulis, Rabu (27/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung mengungkapkan di pertengahan 2014, Revolt Industry resmi berdiri. Adapun, kata Agung, Revolt bisa diartikan perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit, sedangkan kata Industry melambangkan sesuatu yang terus bergerak.

"Bisnis kami adalah perjuangan tanpa henti untuk mengangkat produk lokal agar kita bisa bangkit bersama karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional," kata Agung.

ADVERTISEMENT

Revolt Industry pertama kali memasarkan produk lewat sebuah event di Surabaya. Penjualan mereka meningkat usai mengikuti event tersebut. Namun di akhir tahun 2014 tempat usaha mereka ludes terbakar dalam 15 menit.

"Akhirnya kami mulai lagi dari nol, bahkan dapat dibilang minus. Langkah awal dengan sewa kontrakan. Sempat mengalami kebanjiran, perampokan dan masih banyak tantangan lain, tetapi selama masih ada harapan, kami tetap melanjutkan perjuangan," ujar Agung.

Kini Revolt Industry mampu mempekerjakan 40 karyawan. Meski begitu pandemi yang melanda Indonesia menjadi pukulan tersendiri dan berdampak pada usaha mereka. Mereka harus gigit jari karena omzet anjlok hingga 80%.

"Kami memutar otak agar minimal biaya operasional bisa tercover dan pengurangan karyawan tidak perlu dilakukan. Pertahanan paling baik adalah dengan menyerang," ujar Agung.

Revolt Industry akhirnya berhasil dengan membuka gallery store pertama selama tujuh tahun dan dengan terus berinovasi melalui desain produk, mental karyawan di dalamnya hingga kampanye 'Play Role Campaign' untuk mengajak masyarakat membantu pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi dengan memakai produk lokal.

"Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi, tidak melulu menyalahkan keadaan, tapi apa yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri maupun sekitar. 10% hasil penjualan kami donasikan ke yayasan dan turut serta dalam aksi di Surabaya dan sekitarnya untuk membantu masyarakat yang kelaparan," tambah Agung.

Agung juga menuturkan platform digital seperti Tokopedia menjadi harapan Revolt Industry untuk bertahan terutama selama pandemi. Menurutnya, Tokopedia, sangat memudahkannya dalam mengelola bisnis,

"Hanya dari depan laptop, kita bisa mendekorasi toko, mengatur buka tutup toko, stok, hingga menganalisis pasar," ungkapnya.

(prf/hns)

Hide Ads