Inisiasi program perdana Banjar Creative Space ini diluncurkan di Banjar Samuan Kangin, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, pada Sabtu (30/10/2021) yang dihadiri langsung Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Ketua STMIK Primakara Made Artana, Ketua Umum ICCN Fiki Satari, CEO Bithub Ida Bagus Agung Gunartawa, Ketua BEACH Inda Trimafo Yudha.
Hadir pula anggota DPRD Kabupaten Badung di antaranya Nyoman Suka dan Gusti Ngurah Saskara. Peluncuran Banjar Creative Space di Banjar Samuan Kangin, Desa Carangsari ini juga dimeriahkan dengan mini expo pameran produk UMKM unggulan setempat seperti kacang garing dan kopi.
Diharapkan kehadiran Banjar Creative Space ini dapat menggeliatkan dan menggerakkan ekonomi kreatif di Pulau Dewata yang bisa dimulai dari balai banjar. "Saya kira ini penting untuk membangkitkan industri kreatif di Bali di tengah industri pariwisata yang tengah menghadapi tantangan besar. Kita harus keluarkan ide-ide brilian, gagasan yang baru dan unggul. Itu bukan tidak mungkin lahir dari Banjar Creative Space," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya dalam paparannya Ketua STMIK Primakara Made Artana memaparkan, potensi balai banjar di Bali sangat besar dengan jumlah kurang lebih ada 4.600 balai banjar. Dilihat dari sisi aset bangunan, bangunan balai banjar secara umum dalam kondisi baik, bahkan cukup banyak balai banjar memiliki bangunan 2 (dua) lantai.
Mayoritas balai banjar juga sudah terkoneksi dengan wifi. Sebanyak sekitar 50% balai banjar di Bali sudah memiliki koneksi WiFi dipasang oleh Pemda Bali. Sementara di Kabupaten Badung 100% balai banjar sudah memiliki koneksi wifi yang dipasang oleh Pemkab Badung.
Namun sejauh ini fungsi dan penggunaan balai banjar lebih sebagai pusat kegiatan adat, budaya, keagamaan dan kegiatan sosial, belum mengarah ke aspek ekonomi dan kreativitas. Untuk itu fungsi penggunaan balai banjar dapat diperluas dan dioptimalkan untuk berbagai kegiatan produktif dan kreatif dalam program Banjar Creative Space.
"Pertama, balai banjar sebagai pusat pengembangan dan pemasaran produk kreatif. Kedua, balai banjar sebagai pusat pengembangan talent (SDM) kreatif. Ketiga, balai banjar sebagai tempat belajar daring bagi siswa," terang Artana.
Lebih lanjut dijelaskan balai banjar sebagai pusat pengembangan dan pemasaran produk kreatif berperan dalam pengembangan produk kreatif unggulan seperti kuliner, fesyen, kriya, herbal dan digital. Lalu juga mendorong produk unggulan banjar/desa untuk mendukung program '1 village, 1 product', dengan pengembangan dari hulu hingga hilir.
Selanjutnya dalam hal pengembangan talent (SDM) kreatif, balai banjar difungsikan sebagai tempat pengembangan SDM kreatif yang didukung oleh jaringan mentor dari komunitas, link and match dengan industri.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Istri Menteri UMKM Bantah soal Fasilitas Pendampingan saat ke Eropa"
[Gambas:Video 20detik]