Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah tidak baik. Selain terlilit utang besar, maskapai pelat merah ini juga dikabarkan akan pailit dan digantikan maskapai Pelita Air.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pun memberikan penjelasan. Dia mengatakan, pemegang saham melakukan berbagai upaya untuk memastikan restrukturisasi Garuda berhasil. Di sisi lain, pemerintah punya kewajiban bila restrukturisasi gagal.
"Kan pemerintah pada posisi harus punya flag carrier. Jadi idenya Pelita monggo, mau bikin lagi monggo. Itu haknya pemerintah, masa manajemen mempertanyakan pemegang saham," katanya seperti dikutip dari Youtube Kementerian BUMN, Jumat (5/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dia tak melihat sedikitpun niat dari pemerintah mempailitkan Garuda. Dia mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah wajar sebagai bentuk antisipasi. "Tapi itu wajar, jaga-jaga," tambahnya.
Kembali, dia tak melihat sedikit pun niat pemerintah untuk membuat susah Garuda dan menggantikannya dengan Pelita. Menurutnya, untuk menghidupkan Pelita butuh banyak usaha dan uang yang sangat besar.
"Saya juga nggak melihat setetes pun indikasi bahwa ini memang mau dibikin susah dan menghidupin Pelita. Menghidupkan Pelita itu untuk menjadi sebesar sama Garuda butuh banyak effort, duit yang bayak sekali. Dan satu yang nggak bisa Pelita gantikan, brand kita gila," ujarnya.
Sinyal Jokowi naik Garuda Indonesia. Klik halaman berikutnya.
"Saya nggak melihat satu tetespun niatan untuk ini dipailitkan. Rp 70 triliun atau berapa triliun pun itu memang masalah," katanya.
"Lihat dong gesturnya Pak Jokowi kemarin, waktu naik pesawat Garuda mau pergi, lihat dong gesturnya, dalam kondisi gini malah beliau naik Garuda," tambahnya.
Irfan menilai, Jokowi sebagai orang Jawa punya karakter di mana tidak semua keinginannya akan disampaikan. Menurutnya, Jokowi memberikan kode kalau Garuda masih bisa dibanggakan.
"Beliau kan orang Jawa, Solo, nggak semua yang dia mau diungkapkan. Nah dan bangsa ini bangsa simbol. Saya nggak ngerti, ini bangsa, bangsa simbol tapi simbol ini dilempar masih ada orang ngeyel bilang ini mau ini pailitkan. Balik lagi, kalau udah begitu, saya tersenyum aja, mendingan kerja," terangnya.