Selain GoTo, Ini Sederet Kasus Berebut Nama Berujung Gugatan

Selain GoTo, Ini Sederet Kasus Berebut Nama Berujung Gugatan

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 08 Nov 2021 15:28 WIB
GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia yang menaungi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial, memperkokoh komitmennya mendorong UMKM agar semakin berdaya dan berjaya lewat gerakan #BangkitBersama. Gerakan yang dimulai dari daerah ini terdiri dari inisiatif lengkap dan holistik supaya produk UMKM menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia
Foto: Dok. GoTo
Jakarta -

Heboh Gojek dan Tokopedia yang menggunakan merek GoTo digugat oleh perusahaan keuangan bernama PT Terbit Financial Technology. Dalam gugatan, Terbit Financial Technology menyatakan diri sebagai satu-satunya pihak yang memiliki dan memegang hak atas merek GOTO.

Selain tudingan plagiasi atas nama GoTo, sebelumya ada juga deretan kasus mengenai perebutan nama atau merek usaha. Bahkan menerpa perusahaan hingga merek terkena(8/11/2021).

1. Geprek Bensu vs I Am Geprek Bensu

Siapa yang tidak tahu bisnis ayam geprek milik artis Ruben Onsu, Geprek Bensu pernah mengalami perebutan nama Bensu dalam bisnisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal mula perebutan nama Bensu ini dijelaskan ole Jordi pada 2020 lalu. Awalnya memang usaha ayam geprek ini dibuat oleh Yangcent, Jordi Onsu, dan Steffany. Hingga akhirnya Ruben Onsu masuk berbarengan dengan mereka mencari sosok yang bisa menarik minat konsumen dengan produk mereka.

Sosok Ruben Onsu yang sudah mempunyai pamor disebut mereka memilihnya jadi brand ambassador Ayam Geprek Bensu. Kata Jordi, Yangcent yang pertama mencetuskan nama Ruben Onsu untuk membantu usaha mereka. Nama 'I Am Geprek Bensu' adalah ide dari Ruben Onsu

ADVERTISEMENT

Ruben dan Jordi pun sempat mengalami kendala dalam kasus perebutan nama merek Bensu ini. Misalnya seperti gugatannya kepada Mahkamah Agung yang ditolak.

Mereka juga dituding mencuri resep dan disebut melamar ke I Am Geprek Bensu.

2. Nama Baru Facebook, Meta

Kasus dugaan plagiasi nama perusahaan juga menimpa raksasa teknologi Facebook. Perusahan yang baru mengubah nama perusahaan menjadi Meta Platforms Inc diketahui sama dengan perusahaan asal Malaysia.

Bahkan tidak hanya nama, tapi logo perusahaan itu pun juga sangat mirip dengan logo baru Facebook saat berganti nama menjadi Meta.

Melansir dari mothership.sg, Senin (11/8/2021), pengusaha asal Malaysia Anthony Cheng, sempat menyampaikan kepada Facebook kalau perusahaannya, Metagroup, memiliki nama dan logo yang memiliki kemiripan yang mencolok dengan nama dan logo baru Facebook.

Padahal perusahaan milik Cheng ini sudah didirikan sejak tiga tahun yang lalu. Artinya perusahaan ini sudah terlebih dahulu menggunakan nama dan logo yang mirip dengan nama dan logo yang baru digunakan Facebook belum lama ini.

Nggak cuma itu, ternyata masih ada lagi nih kasus rebutan nama dan merek usaha. Buka halaman selanjutnya.

3. Monster Energy Company

Perusahaan minuman suplemen asal California, Amerika Serikat (AS), MONSTER, juga pernah bersengketa dengan merek suplemen lokal pengusaha Surabaya, Andria Thamrun.

Pihak MONSTER kaget saat mendapati merek MONSTER serupa di Indonesia. Atas dasar itu, MONSTER keberatan jika mereknya digunakan oleh Andria. Untuk membuktikan keyakinannya, MONSTER melakukan survei di berbagai kota di Indonesia dan terbukti MONSTER asal Surabaya telah tersebar di berbagai daerah.

Tidak terima, MONSTER asal California lalu menggugat MONSTER asal Surabaya ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus). Namun pada akhirnya gugatan sang MONSTER asal luar negeri itu justru ditolak.

4. IKEA

IKEA termasuk mereka yang pernah jadi sengketa di Indonesia. Pasalnya, merek dagang asal Swedia itu ternyata punya pesaing dari IKEA asal Surabaya milik PT Rayania.

Dalam perebutan ini, PT Ratania mendaftarkan merek IKEA miliknya pada 20 Desember 2013. IKEA miliknya merupakan akronim dari Intan Khatulistiwa Esa Abadi atau disingkat IKEA. Intan sendiri akronim dari 'Industri Rotan. Dia mengatakan kala itu IKEA asal Swedia tidak menggunakan merek tersebut selama 3 tahun berturut-turut.

IKEA dari Swedia yang mengantongi sertifikat merek tertanggal 9 Oktober 2006 dan 27 Oktober 2010 dinilai 'menidurkan' mereknya selama tiga tahun berturut-turut.

Tak disangka, argumen ini dikabulkan. Pada 17 September 2014, PN Jakpus menyatakan IKEA dimiliki oleh PT Ratania dan memerintahkan merek IKEA dari Swedia yang berdiri sejak 1943 harus dicabut. Atas vonis ini, IKEA dari Swedia mengajukan kasasi, tetapi putusan tidak berubah sama sekali.

5. Wafer Superman vs DC Comics

Wafer merek Superman pernah bersengketa merek melawan pembuat tokoh Superman, DC Comics. Wafer itu memang sudah melegenda karena dijual di Indonesia sejak puluhan tahun lalu.

"PT Marxing Fam Makmur mendapatkan sertifikat merek dari Kemenkum HAM pertama pada tahun 1993 untuk kelas 30 dan 34 dan diperbaharui tiap 10 tahun," kata kuasa hukum PT Marxing Fam Makmur, Sururi Elhaque, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2019).

Pada 2017, DC Comics baru berinisiatif mendaftarkan merek Superman ke Kemenkum HAM. Sengketa muncul karena nama merek dagang itu sudah dipegang oleh PT Marxing Fam Makmur. Kasus bergulir ke pengadilan dan PT Marxing Fam Makmur menang atas sengketa tersebut.

6. Sepatu Onitsuka

Sepatu Onitsuka Tiger, yang diproduksi ASICS TIGER dan berpusat di Jepang, pernah bersengketa dengan pemilik merek yang sama tetapi milik orang Jakarta Theng Tjhing Djie dan Liog Hian Fa.

Dalam sengketa ini, Hak merek yang kini dikantongi Djie dan Fa itu sudah didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) sejak 1980 untuk merek ASICS TIGER dan turunannya.

Dalam kurun waktu dari tahun 80an hingga 2012, di mana Djie dan Fa sudah memproduksi banyak sepatu. Djie dan Fa kaget bila digugat oleh ASICS TIGER sehingga mengajukan gugatan balik imateriil dengan total Rp 6 miliar.

Atas argumen itu, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) tidak menerima gugatan ASICS TIGER. Gugatan balik Djie dan FA pun tak diterima. Putusan itu dikuatkan oleh Mahkamah Agung (MA).


Hide Ads