Soroti Kesenjangan Vaksinasi, Sri Mulyani: Seharusnya Tidak Terjadi

Soroti Kesenjangan Vaksinasi, Sri Mulyani: Seharusnya Tidak Terjadi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 09 Des 2021 17:46 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi anggota dewan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) tahun 2022, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/05/2021).
Foto: Rengga Sancaya
Badung -

Pandemi COVID-19 saat ini masih terjadi. Namun pemulihan ekonomi dan berbagai sektor terus mengalami perbaikan dan pemulihan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan negara G20 diharapkan bisa lebih terbuka dengan langkah yang akan ditempuh untuk pemulihan ekonomi global.

"Kami minta semua bisa membahas hal ini secara terbuka dan transparan, sehingga bisa mencapai hal yang terbaik untuk kita semua," kata dia dalam High Level Seminar di Finance and Central Bank Deputies (FCBD) G20 di BNDCC, Bali, Kamis (9/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan dibutuhkan juga kebijakan yang pas untuk menangani krisis pandemi. Dia yakin forum G20 ini tak cuma komunikasi yang juga penting adalah tindakan atau kebijakan untuk membangun lagi kepercayaan dunia.

Menurut dia saat ini negara yang masuk dalam kelompok G20 memiliki kontribusi 80% ekonomi di dunia. Oleh karena itu vaksinasi menjadi hal yang sangat krusial untuk mendorong pemulihan ekonomi.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, di negara lain masih banyak yang belum bisa mendapatkan distribusi vaksin secara memadai. Misalnya banyak negara miskin dan berkembang masyarakat yang sudah divaksinasi masih 80%, sementara negara maju lainnya sudah lebih dari 80%.

"Bahkan beberapa bagian dunia juga masih rendah tingkat vaksinasi dan ini secara moral seharusnya tidak terjadi. Hal ini yang juga menjadi risiko dan realita yang harus kita hadapi dalam pemulihan itu sendiri," jelas dia.

Vaksin Jadi Game Changer

Sri Mulyani menyebutkan jumlah total vaksin COVID-19 yang diproduksi di dunia saat ini sebenarnya bisa memvaksinasi sekitar 80% populasi di dunia ini. Dia menyebut vaksinasi menjadi game changer dan penting untuk penopang pemulihan ekonomi.

"Namun sayangnya vaksinasi tidak merata. Anda semua mengerti bahwa negara maju mana pun lebih dari 80% populasinya sudah divaksinasi. Tetapi beberapa bagian dunia dan negara berkembang masih sangat tertinggal atau rendah. Seharusnya itu tidak benar," kata dia.

Dia mengungkapkan hal ini menciptakan kesenjangan terhadap pemulihan kesehatan negara-negara di dunia, tetapi juga bisa menciptakan pemulihan ekonomi yang tidak merata.

Dalam kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tema Presidensi G20 Indonesia adalah Recover Together, Recover Stronger. Dalam tema pulih bersama akan dibahas terkait masalah distribusi vaksinasi yang tidak merata karena banyak negara berkembang belum mampu melakukan vaksinasi penduduknya dengan merata. Hal ini penting agar semua negara pulih secara bersama-sama.

"Ini penting bagaimana negara berkembang percepat vaksinasi. Bagaimana exit policy. Ini penting, negara maju recover tapi negara berkembang masih berjuang dan ini harus dibahas," jelas Perry.

Selanjutnya dalam presidensi G20 Indonesia 2022, negara-negara G20 akan mendiskusikan masalah ini. Terutama, bagaimana dunia nantinya bisa bekerja sama dan lebih siap dalam menghadapi pandemi.




(kil/ara)

Hide Ads