Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkap dalam dua tahun terakhir di tengah pandemi ini, pihaknya telah memiliki fondasi ekosistem usaha yang adaptif. Oleh karena itu, ia mengatakan di 2022, koperasi dan UMKM siap memasuki fase pemulihan transformatif (transformative recovery).
"Pemulihan yang tidak sekadar tumbuh kembali seperti kondisi sebelum pandemi; tetapi sekaligus menyiapkan UMKM dan koperasi lebih siap menghadapi krisis ataupun perubahan lingkungan di masa-masa akan datang," kata Teten dalam keterangan tertulis, Kamis (30/12/2021).
Dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2021, Teten menjabarkan ada lima fondasi yang telah disiapkan pihaknya untuk ekosistem usaha di Tanah Air. Pertama, fondasi kemudahan akses pembiayaan, yakni kepada pelaku usaha mikro dengan pemberian hibah (BPUM) kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro sebesar Rp15,36 triliun pada 2021. Ia menyebutkan, di luar BPUM ada juga pembiayaan PNM yang tumbuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teten mengatakan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga diberikan tambahan subsidi bunga KUR 3% dan telah disalurkan kepada 7,5 juta debitur dengan pembiayaan Rp278,38 triliun atau 97,81% dari target Rp285 triliun per 30 Desember 2021.
Sedangkan untuk pelaku koperasi, telah diberikan fasilitas pembiayaan bunga ringan (3% sliding) dengan realisasi sebesar Rp1,64 triliun atau 102,6% dari target Rp1,6 triliun (LPDB, per 26 Desember 2021).
Adapun fondasi kedua yang telah disiapkan adalah perluasan pasar dan digitalisasi. Ia mengatakan dalam kurun satu tahun, onboarding UMKM meningkat pesat dari sebelumnya 8 juta di awal 2020 menjadi 16,9 juta pada November 2021.
"Belanja pemerintah menjadi prioritas di tengah proses pemulihan pasar dalam dan luar negeri. Realisasi belanja pemerintah untuk UMKM telah mencapai Rp350 triliun atau 79,1% dari target Rp442,43 triliun," terangnya.
Lebih lanjut, Teten memaparkan fondasi ketiga, yaitu kemitraan. Menurutnya, pada 2021 ini telah dimulai kemitraan dengan 9 BUMN dan sejumlah perusahaan swasta, seperti PT Mitra Bumdes Nusantara, Microsave Consulting, Uniqlo, IKEA, Tokopedia, MNC Group, Ina Product, Grab, dan Gojek.
Keempat, fondasi pendataan, yang disinergikan ke dalam NIB, BPUM, KUR, dan Koperasi. Kelima, pihaknya juga menyiapkan fondasi reformasi birokrasi melalui penyederhanaan kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM dari sebelumnya 6 kedeputian pada 2020 menjadi hanya 4 kedeputian pada 2021.
Ia menambahkan, Smesco Indonesia diarahkan untuk fokus pada pengembangan UMKM dan koperasi berdaya saing global. Adapun, LPDB fokus pada pengembangan koperasi sektor riil dan pengembangan model bisnis.
Klik halaman selanjutnya >>>
Fase Pemulihan Transformatif
Teten menerangkan fase pemulihan transformatif adalah tahap kebangkitan koperasi dan UMKM bermodalkan lima fondasi adaptasi yang telah disiapkan di sepanjang 2021.
"Pemulihan transformatif di 2022 dapat diwujudkan mengingat Indonesia memiliki populasi anak muda (generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z) mencapai 64,69% dari total 270,20 juta jiwa penduduk. Di samping itu, perempuan, anak muda, dan ekonomi hijau akan menjadi penggerak ekonomi ke depan. Kepemimpinan Indonesia di G-20 menjadi momentumnya," ungkap Teten.
Teten menyebutkan fase pemulihan transformatif ini meliputi tiga agenda. Pertama, sebanyak 70% program Kemenkop UKM akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi 'anak muda', 'perempuan', dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan.
Adapun transformasi kedua ialah mendorong pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil.
"Karena hanya dengan sektor rill kita membuka lapangan pekerjaan lebih luas dan memperkuat kemandirian pangan nasional. Pembiayaan LPDB kita patok 40% untuk sektor rill agar juga memacu pembiayaan perbankan dan non perbankan lebih terkonsolidasi ke dalam ekosistem sektor riil," tuturnya.
Pada pemulihan transformatif ketiga, lanjutnya, ia menargetkan sedikitnya 30% dari total UMKM sudah masuk ke dalam ekosistem digital, yakni 20 juta UMKM pada 2022.
"Melalui ketiga agenda pemulihan transformatif tersebut, target Kementerian Koperasi dan UKM pada 2022 bisa terpenuhi," tegasnya.
Teten mengaku optimistis bahwa kontribusi koperasi terhadap PDB akan tercapai lebih dari 6,2% (di atas target RPJMN di 2024 yaitu 5,5%); kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 63%; Rasio Kewirausahaan Nasional sebesar 3,75%; Koperasi Modern sebanyak 150 unit; Kontribusi Ekspor UKM terhadap Ekspor Non Migas sebesar 15,8%; Rasio kredit perbankan di atas 20%; Usaha Mikro yang bertransformasi dari Informal ke formal di 2022 bertambah menjadi 5,5 juta UMKM.
"Seluruh pencapaian pada 2021 ini dan 2022 ke depannya mustahil dicapai jika kami hanya bekerja sendiri. Kami menjalin kolaborasi dengan banyak pihak," ujarnya.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih untuk para pihak yang terlibat dalam kolaborasi memajukan UMKM dan koperasi di Tanah Air. Terima kasih kepada seluruh pelaku UMKM dan koperasi yang menunjukkan ketangguhan selama pandemic COVID-19," pungkasnya.
(ncm/hns)