IMF Khawatir Kebijakan Nol COVID-19 China Bikin Ekonomi Lambat, Kenapa?

IMF Khawatir Kebijakan Nol COVID-19 China Bikin Ekonomi Lambat, Kenapa?

Aulia Damayanti, Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 24 Jan 2022 09:24 WIB
imf
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva mengatakan bahwa kebijakan nol COVID-19 China semakin terlihat seperti 'beban' yang menghambat pemulihan ekonomi dalam negeri maupun global.

Georgieva menjelaskan bahwa meskipun kebijakan tersebut berhasil menjadi strategi pencegahan pandemi, namun kini kebijakan tersebut malah dinilai membawa lebih banyak risiko daripada manfaat.

Strategi nol COVID-19 China merupakan upaya Negeri Tirai Bambu untuk sepenuhnya menghilangkan virus melalui tindakan kesehatan masyarakat seperti lockdown, pengujian massal, dan karantina perbatasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Georgieva menilai dengan adanya varian Omicron, berarti target nol COVID-19 China tidak dengan mudah dicapai. Malahan kebijakan tersebut dinilai telah menghambat pertumbuhan ekonomi nasional dan global

"Kebijakan nol COVID-19, untuk beberapa waktu memang mengandung infeksi di China. Pembatasan yang perlu diberlakukan lebih membebani ekonomi, lebih berisiko tidak hanya untuk China tetapi juga China sebagai sumber ekonomi dunia," kata Georgieva dikutip dari CNBC, Senin (24/1/2022).

ADVERTISEMENT

Dengan munculnya varian Omicron, Georgieva mencatat bahwa penting bagi semua negara untuk menilai kembali cara terbaik untuk menangani pandemi COVID-19. Dalam kasus China, mungkin kebijakan nol COVID-19 tidak akan mampu menahan gelombang terbaru tanpa implikasi ekonomi yang parah.

"Apa yang diajarkan Omicron kepada kita semua adalah bahwa varian COVID-19 yang sangat menular mungkin jauh lebih sulit untuk dikendalikan tanpa dampak dramatis pada ekonomi," kata Georgieva.

IMF minta negara lain siapkan strategi buat ekonomi. Cek halaman berikutnya.

Simak juga 'Kasus Flu Burung H5N6 di China: 2 Meninggal, 2 Kritis':

[Gambas:Video 20detik]



Siapkan Langkah Lebih Lanjut

Georgieva berpendapat bahwa pemerintah dari setiap negara khususnya China perlu menyiapkan langkah-langkah lebih lanjut yang dapat mengurangi beban ekonomi akibat kebijakan menekan COVID-19. Sebab kebijakan pandemi tetap menjadi kebijakan ekonomi utama bagi China dan seluruh dunia sepanjang 2022.

"Kecuali kita membangun perlindungan di seluruh dunia, kita akan terus melihat gangguan dan masa depan tidak akan secerah yang kita inginkan," kata Georgieva.

China berupaya meningkatkan ekonominya di tengah pertumbuhan yang lambat. Bank sentral China, People's Bank of China memangkas suku bunga acuan serta menurunkan pinjaman perusahaan dan rumah tangga.

Georgieva berharap pemerintah China juga memikirkan keadaan dunia dan Negeri Tirai Bambu itu menjadi salah satu ekonomi utama seluruh dunia sepanjang 2022.


Hide Ads