Konsumsi rumah tangga yang akibat varian Delta hanya 1% di kuartal ketiga 2021, kembali menguat ke 3,6% di kuartal keempat 2021.
"Investasi juga merupakan cerita yang sangat baik karena di tahun 2020 terkontraksi 5%, tentunya ini terkait dengan tingkat kepercayaan dari bisnis. Tentunya ketika krisis itu belum menunjukkan kepastiannya, mereka (investor) akan cenderung menunda pembangunan pabriknya, membuka bisnis barunya, membeli barang modal sehingga investasinya sangat rendah bahkan terkontraksi di tahun 2020 sebesar 5%," jelasnya.
"Di tahun 2021 kita lihat kuartal kedua sangat optimis, di mana dunia usaha melakukan ekspansi usahanya kurang lebih di 7,5% secara year on year, tertunda sedikit di kuartal ketiga, lalu rebound dengan sangat kuat di kuartal keempat. Ini kemudian membawa kita 3,8% untuk keseluruhan tahun 2021," jelas Febrio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk investasi langsung di tahun 2021, berdasarkan data BKPM tercatat Rp 901 triliun, melebihi target Rp 900 triliun.
Lanjut dia, Indonesia berhasil keluar dari krisis pandemi COVID-19 jauh lebih cepat dibandingkan krisis-krisis sebelumnya. Misalnya krisis keuangan tahun 1997-1998, ekonomi Indonesia baru kembali ke level sebelum krisis memakan waktu cukup lama, yaitu sekitar 3 sampai 4 tahun.
"Akan tetapi kalau kita lihat dalam konteks krisis yang kita hadapi 2020, di 2021 kita sudah rebound dengan (pertumbuhan ekonomi) 3,7%. Kita lihat bagaimana mayoritas dari komponen perekonomian kita sudah lebih dari pra-pandemi dalam hanya 1,5 tahun saja, baik dari sisi belanja maupun sisi produksi," jelas dia.
"Manufaktur, konstruksi, perdagangan itu semuanya sudah keluar dari krisis. Artinya sudah kembali ke level pra-pandemi hanya dalam 1,5 tahun saja," tambah Febrio.
Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/das)