Presidensi G20 tahun 2022 dipegang oleh Indonesia tahun ini, sederet pertemuan internasional bakal dilakukan pemerintah negara-negara G20 di Indonesia. Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan ada tiga hal penting yang bakal diangkat Indonesia dalam pertemuan internasional G20.
Tiga hal yang dimaksudkan adalah pembentukan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi dunia.
"Presidensi G20 Indonesia memandang penting perlunya langkah konkret bersama di ketiga area prioritas tersebut dalam rangka menuju pemulihan global yang berkelanjutan," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis (17/2/2022).
Di bidang kesehatan, aspek penting yang diusung Presidensi Indonesia adalah respon global dan inklusivitas dalam mengatasi pandemi COVID-19 terutama untuk affordability dan accessibility vaksin serta penguatan arsitektur kesehatan global.
Sementara terkait upaya transformasi digital, Indonesia akan membahas masalah pandemi telah mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital di segala sektor perekonomian dan sosial.
Indonesia juga menekankan pentingnya ketersediaan infrastruktur atau hardware digital seperti jaringan serat optik agar berbagai platform digital dapat terjangkau dan mudah diakses.
Airlangga memberi contoh Kartu Prakerja yang merupakan program pemerintah bagian dari transformasi digital. Program ini memiliki mekanisme pelatihan secara digital untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Pelatihan berupa skilling, reskilling dan upskilling dilakukan secara digital dan Kartu Prakerja juga sekaligus sebagai platform semi-bansos bagi masyarakat terdampak pandemi.
Untuk transisi energi, Indonesia sedang mengkaji mekanisme pembiayaan yang tepat guna mewujudkan langkah transformasi yang didorong dengan investasi di bidang energi terbarukan.
Investasi bidang energi terbarukan sedang banyak dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain terkait hydropower dan solar termasuk teknologi carbon capture and storage yang seluruhnya membutuhkan pembiayaan tidak sedikit.
Sejalan dengan Glasgow Climate Pact, lanjutnya, Indonesia pun telah meluncurkan skema pembiayaan inovatif dalam rangka mempercepat penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara.
Indonesia turut bekerja sama dengan ADB melalui Energy Transition Mechanism serta memanfaatkan gas amonia untuk pembangkit listrik.
"Untuk itu solusi dan skema pembiayaan inovatif dan dukungan internasional memang sangat dibutuhkan dan hal ini sejalan dengan komitmen Glasgow," ujar Airlangga.
Dalam hal ini Airlangga menuturkan fokus pemerintah Indonesia terkait aspek ketenagalistrikan yaitu affordability of technology, availability of technology, serta komitmen implementasi.
(hal/dna)