Warga negara bagian Amerika Serikat (AS) termasuk Virginia, Oregon, Iowa dan Carolina Utara menyerukan boikot kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan membuang-buang minuman keras buatan Rusia yang ada di beberapa supermarket.
Seorang analis konsumen dari GlobalData, Carmen Bryan mengatakan konflik Rusia-Ukraina akan menurunkan tingkat kepercayaan konsumen pada barang-barang impor dari Rusia dalam jangka panjang.
"Ini menempatkan merek vodka Rusia dalam posisi yang genting, karena konflik berkepanjangan tidak hanya akan merusak penjualan langsung, tetapi juga dapat menyebabkan kekecewaan permanen terhadap komoditas Rusia dalam jangka panjang," ujar Bryan dikutip dari CNN, Jumat (4/3/2022).
Perusahaan minuman keras seperti Publix dan Total Wine & More juga ikut andil dalam 'buang-buang' vodka buatan Rusia yang dijual di beberapa tokonya.
Dua perusahaan pengecer minuman keras itu menghapus vodka buatan Rusia dari rak-rak toko mereka dan dari website onlinenya.
Ketika dicari "vodka Rusia" dalam website onlinenya, produk yang muncul malah vodka dan bir buatan Ukraina. Hal ini merupakan bentuk dukungan kepada warga Ukraina.
"Berpihak pada rakyat Ukraina," kata Publix.
Russian Standard Vodka sendiri tidak ada masalah dan bisa mengatasi diskriminasi terhadap produk-produknya karena sang pemilik yang merupakan miliarder dan pemilik Russian Standard Bank, yaitu Roustam Tariko.
Justru, mereka perusahaan kecil yang mengimpor vodka Rusia dan sudah berdiri lama di AS lah yang akan merasakan akibat dari pemboikotan pada vodka Rusia itu, bukan perusahaan besar seperti Russian Standard Vodka.
Sebagai contoh, Hammer and Sickle yang merupakan perusahaan kecil minuman keras yang dimiliki oleh Massachusetts Klin Group.
Lihat Video: Ancaman 10 Kali Tragedi Chernobyl saat Rusia Serang PLTN Terbesar Eropa
(dna/dna)