Jawaban Menohok Sri Mulyani Soal Cibiran Tukang Ngutang

Jawaban Menohok Sri Mulyani Soal Cibiran Tukang Ngutang

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 22 Mar 2022 13:09 WIB
Ilustrasi dan Profil Sri Mulyani
Foto: Profil Sri Mulyani (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat suara soal tudingan tukang utang. Hal itu terpaksa dilakukan demi melindungi masyarakat, ekonomi dan sosial di tengah penerimaan negara yang sedang drop karena pandemi COVID-19.

"Kita masih bisa berutang tapi ini untuk menyelamatkan masyarakat, ekonomi dan sosial," kata Sri Mulyani menjawab pertanyaan Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Pertanyaan CT tersebut mengacu kepada banyak pihak yang selalu meributkan persoalan utang Indonesia. Tidak sedikit yang menyebut bendahara negara tersebut tukang utang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal lonjakan utang seiring dengan tingginya kebutuhan belanja sebagai stimulus untuk masyarakat khususnya menengah ke bawah. Sementara penerimaan pajak anjlok akibat berhentinya aktivitas ekonomi nasional.

"Makanya kita mengatakan defisit kita bisa di atas 3%, tadinya tidak boleh di atas 3% dan ini masih di bawah 60% total dari utang negara yang diperbolehkan dalam undang-undang," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, utang Indonesia disebut lebih rendah dibanding negara lain. Bahkan, kata Sri Mulyani, tak ada yang lebih rendah dari utang Indonesia di antara negara anggota G20.

"Di dunia ini G20 nggak ada yang utangnya di bawah negara kita. Mungkin ada Saudi Arabia, namun kalau kita lihat negara emerging India, Prancis, Inggris, Jerman itu semua sudah di atas 60% bahkan 100%," bebernya.

Diketahui, rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat hingga 41%. Sri Mulyani menegaskan bahwa peningkatan utang itu untuk membiayai peningkatan pandemi COVID-19 di tengah penerimaan negara yang jatuh 18%.

"Kita menggunakan space itu untuk tujuan tadi, yang diancam dalam shock ini rakyat makanya kita gunakan untuk kesehatan itu naik luar biasa tinggi dari 2020 ke 2021. Kita lihat bahkan TNI/Polri, pemerintah daerah, pemerintah pusat semua rumah sakit diupgrade," imbuhnya.

Simak juga Video: BPJS Ketenagakerjaan Investasikan Mayoritas Dana JHT ke Surat Utang Negara

[Gambas:Video 20detik]



(aid/dna)

Hide Ads