Kementan Diminta Tekan Impor Kedelai Hingga Bawang Putih, Caranya Gimana?

Kementan Diminta Tekan Impor Kedelai Hingga Bawang Putih, Caranya Gimana?

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 22 Mar 2022 16:10 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hadir dalam rapat bersama Komisi IV DPR. Rapat itu membahas program kerja Kementan 5 tahun ke depan.
Mentan Syahrul Yasin Limpo/Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Anggota Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian menekan impor untuk sejumlah komoditas, seperti kedelai hingga bawang putih. Beberapa anggota menyarankan agar kedua komoditas itu diperkuat produksi di dalam negeri.

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan agar petani mau menanam kedelai maka diperlukan insentif dari pemerintah. Jika tidak ada insentif, petani akan enggan menanam kedelai.

"Untuk kedelai saya memberikan usulan, ada jaminan pembelian. Saya kira kata kuncinya di situ. Petani kita diberikan insentif, benih pupuk. Kalau tidak ada kepastian pembelian dan harga yang jelas mereka tidak akan menanam. Jadi kata kuncinya di situ untuk kita meningkatkan produksi memerangi impor," jelasnya, dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga mengarahkan solusi tersebut untuk PT Pupuk Indonesia (Persero). Andi berharap, ada insentif mulai dari bibit, pupuk, asuransi dan pembeliannya.

"Kalau tadi Pak Menteri bilang 300 ribu hektare. Ini baru bisa kalau tidak hanya cerita itu pak. Tidak bisa dilaksanakan, saya kira ini bisa dicontoh," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Anggota Komisi IV Fraksi Partai demokrat Sutrisno, meminta agar bahan baku tahu dipenuhi dengan kedelai produksi dalam negeri. Sementara untuk tempe memang menggunakan kedelai impor.

Sutrisno menyayangkan Indonesia masih terus mengimpor kedelai dengan jumlah yang cukup banyak. Ia mengkritik program untuk produksi kedelai terbengkalai.

"Tetapi untuk tahu menggunakan produksi dalam negeri dibutuhkan untuk tahun mohon diproduksi dibutuhkan 1 juta ton. Kedelai kita 2022 hanya mampu 200 ribu ton. Dari waktu ke waktu anggotanya cukup besar secara akumulasi Rp 100 miliar, tahun kedua Rp 100 miliar tentunya akan lebih luas," jelasnya.

"Sepertinya program-program pengembangan kedelai itu barlen, bubar kelalen. Setelah itu tidak dilanjutkan lagi, seharusnya bisa terbangun kemandirian," tambahnya.

Impor bawang putih disinggung DPR. Cek halaman berikutnya.

Anggota Komisi IV, Khalid menyinggung impor bawang putih. Ia mempertanyakan apakah Indonesia tidak bisa swasembada bawang putih.

"Saya ingin mempertanyakan sampai kapan kita harus impor? Mungkin kalau kedelai karena biaya produksi tinggi. Tetapi seperti bawang putih? Kita punya pengalaman 1994 sampai 1995 kita pernah swasembada bawang putih. Saya pikir tidak mustahil kita berusaha untuk tidak lagi impor bawang putih," imbuhnya.

Upaya Kementan

Anggota Komisi IV DPR RI menanggapi keterangan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang telah memaparkan program meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri. Ada tiga program yang sudah disiapkan Kementan.

Pertama, agenda jangka pendek untuk puasa dan lebaran disediakan stok kedelai nasional sebanyak 300.000. Disediakan buffer stok atau menggunakan simpanan stok sebanyak 20.000 ton/bulan hingga puasa dan lebaran.

Kedua agenda temporary yaitu Kementan akan menyiapkan tanam kedelai pada April hingga Juni 2022 sebanyak 200 ribu hektar. Dengan target produksi 450 ribu ton kedelai. Kemudian, tanam kedelai Juli hingga Oktober 2022 di lahan sebesar 300 hektar target produksi 450 ton.

"Ketiga, agenda permanen memperluas tanaman kedelai dengan target 1 juta hektar pada tahun beberapa tahun ke depan," lanjut Syahrul.

Dalam paparannya, tanam kedelai pada 2023 ditargetkan 750 hektare dengan target produksi 1,12 juta ton. Kemudian tanam kedelai pada 2024 di tanah seluas 1 juta hektar dengan target produksi 1,5 juta ton.


Hide Ads