Gelaran World Economic Forum 2022 di Davos, Swiss berakhir pada hari ini. Ada sejumlah 'oleh-oleh' yang dibawa Indonesia dari acara tahunan ini. Apa saja?
Menteri-menteri Indonesia hadir di acara yang digelar hampir sepekan ini. Delegasi Indonesia tersebut melakukan pertemuan bilateral antara pemerintah dengan pemerintah, juga pemerintah dengan pengusaha.
Selain itu, diadakan juga pertemuan antara pengusaha dengan pengusaha.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan ada beberapa poin penting bagi Indonesia dari digelarnya WEF tahun ini. Indonesia sendiri pada pertemuan ini membawa sejumlah isu penting di antaranya adalah soal penggunaan energi baru terbarukan, ekonomi digital, perdagangan dan isu lainnya.
Bahlil mengatakan, poin pertama adalah dilakukannya penandatanganan perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Swiss. Ini adalah perpanjangan kerja sama dengan Swiss yang sebelumnya telah dilakukan.
"Perjanjian itu bicara soal investasi, sebagian bicara tentang trading, kemudian juga tentang jaminan investasi dari keuda belah pihak. Saya tanda tangan dengan Menkonya Swiss. Disaksikan oleh Dubes (RI untuk Swiss Muliaman Hadad), Mendag (Muhammad Lutfi)," ujar Bahlil saat Press Briefeing di Pavilion Indonesia, Davos, Swiss, ditulis Kamis (26/5/2022).
Yang kedua dan tak kalah penting adalah promosi Indonesia yang tengah mencari investor untuk berinvestasi di proyek Ibu Kota Nusantara. Bahlil menyebut Kepala Otorita IKN Bambang Susantono pun hadir di WEF 2022 untuk menggaet investor.
"Alhamdulillah cukup dapat respons yang luar biara. Beberapa minat sudah kita identifikasi. Konsep IKN kita ramah lingkungan dan hijau. Ini konsep diapresiasi dunia," ujarnya.
Dalam forum ini, Bahlil mengatakan Indonesia juga menunjukkan sikap untuk menyetop ekspor listrik energi baru terbarukan. Pemerintah ingin memastikan kebutuhan dalam negeri tercukupi sebelum melakukan ekspor. Investor di forum ini, kata Bahlil, banyak bertanya mengenai hal tersebut.
"Saya pastikan itu benar, tapi kami tidak melarang investasinya," katanya.
Selain itu, Bahlil juga mengatakan, dalam WEF tahun ini juga pemerintah menekankan mengenai hilirisasi. Bahlil memastikan sikap ini terus dilanjutkan pemerintah meski mendapatkan protes dari negara lain.
"Bahwa benar pemerintah pada tahun ini akan melanjutkan proses industrialisasi untuk menciptakan nilai tambah dari pengelolaan sumber daya alam kita terutama pada sektor pertambangan. Khususnya nikel, kemudian timah, dan batu bara pun akan dilakukan hilirisasi," ujarnya.
Bahlil pun mengatakan ada sejumlah minat awal komitmen investasi yang dibawa dari acara ini, namun dia belum bisa menyebutkan jumlahnya ataupun nama-nama investor tersebut.
(zlf/eds)