RI Batal Ekspor Listrik, Singapura Kecewa?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 01 Jun 2022 13:30 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Indonesia batal melakukan ekspor listrik berbasis energi baru terbarukan alias EBT. Singapura menjadi salah satu negara yang jadi tujuan ekspor listrik, bahkan minat dari Singapura sudah sangat serius disampaikan ke pemerintah Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan alasan di balik batalnya Indonesia melakukan ekspor listrik. Bahlil bilang, pemerintah melarang ekspor listrik demi kebutuhan dalam negeri untuk EBT.

Dia bilang listrik dari EBT bakal digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Hal itu pun menurutnya merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dijelaskan Bahlil dalam pertemuan langsung dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong yang didampingi oleh Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di kantor Kementerian Investasi/BKPM.

"Terkait pelarangan ekspor listrik. Memang sekarang kita lagi fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dan Bapak Presiden sedang mendorong untuk meningkatkan penggunaan EBT. Namun saya kira bisa dibicarakan, selagi kita mendapatkan win-win solution," jelas Bahlil dalam keterangannya, Selasa (31/5) kemarin.

Bahlil menyampaikan pemerintah Indonesia saat ini fokus pada hilirisasi industri dan bagaimana memberikan nilai tambah bagi industri manufaktur, terutama untuk komoditas mineral. Dia menyampaikan bahwa Indonesia telah berhasil menghentikan ekspor ore nikel yang telah diinisiasinya sejak 2020, disusul tahun ini untuk menghentikan ekspor bauksit dan timah pada 2023.

Dalam catatan detikcom, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto pernah menyebutkan Singapura mempunyai rencana mengimpor lebih dari 4 gigawatt (GW) listrik, atau 30% dari penggunaan domestiknya hingga 2035.

"Terdapat peluang bahwa pemerintah Singapura mempunyai rencana mengimpor lebih dari 4 gigawatt listrik, atau 30% dari penggunaan domestiknya hingga 2035, yang bertujuan untuk mendiversifikasi pasokan energi, dan meningkatkan ketahanan energinya," katanya dikutip Senin (7/2/2022) lalu.

Bahkan, EMA Singapura telah merilis Request for Proposal (RFP)-1 pada 12 November 2021 yang mengundang perusahaan/konsorsium potensial untuk impor tenaga listrik hingga 1,2 GW mulai tahun 2027. Rencana Indonesia mengekspor listrik ke Singapura dari energi baru terbarukan (EBT) sudah dibahas oleh lintas kementerian, melibatkan PT PLN (Persero).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah membahas rencana dan strategi terkait ekspor listrik ke Singapura, pada 14 Januari 2022.

Bagaimana reaksi Singapura? klik halaman berikutnya.




(fdl/fdl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork