Harga bahan pangan tercatat mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. Pengamat menyebut kondisi ini akan mempengaruhi harga beras yang merupakan salah satu bahan pokok di Asia.
Dikutip dari CNBC.com disebutkan sebelumnya harga gandum dan biji-bijian sampai daging terkerek naik akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Apalagi adanya larangan ekspor bahan pangan seperti gandum, oat dan gula hingga minyak sawit dari Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beras bisa menjadi komoditas yang akan mengalami kenaikan harga. FAO bahkan telah menyebut jika harga beras internasional mulai naik ke level tertinggi dalam waktu 12 bulan.
Namun para ahli menyebut jika produksi beras masih melimpah. Namun kenaikan harga gandum dan biaya pertanian yang tinggi akan membuat harga beras harus dipantau terus-terusan.
"Kita perlu memantau harga beras ke depan karena kenaikan harga gandum bisa menyebabkan barang substitusinya naik. Apalagi akan meningkatkan permintaan dan menurunkan pasokan yang tersedia," imbuh Kepala Ekonom Bank Nomura Sonal Varma, dikutip dari CNBC, Senin (13/6/2022).
Saat ini memang biaya pakan dan pupuk untuk pertanian sudah naik dan harga energi juga turut mengerek biaya pengiriman. Menurut Varma memang ada ancaman yang mengintai pada harga pangan di dunia.
Perang di Ukraina turut menaikkan harga gandum. Padahal kedua negara tersebut merupakan pengekspor utama komoditas tersebut.
Thailand dan Vietnam saat ini sedang membahas terkait kesepakatan untuk meningkatkan harga ekspor beras mereka.
Baca juga: Jokowi Sebut 22 Negara Setop Ekspor Pangan |
(kil/das)