Harga TBS Sawit Anjlok, Kemenko Marves: Menko Luhut Tidak Salahkan Ukraina

Harga TBS Sawit Anjlok, Kemenko Marves: Menko Luhut Tidak Salahkan Ukraina

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 11 Jul 2022 22:13 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES: Menko Luhut Binsar Pandjaitan
Jakarta -

Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memberi klarifikasi terkait anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit. Sebelumnya diberitakan soal pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tentang anjloknya harga TBS sawit karena Ukraina.

Hal itu disampaikan dalam acara Penyerahan Data Perkebunan Sawit Kabupaten dalam rangka Audit Perkebunan Sawit Seluruh Indonesia di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Kamis (7/7/2022). Berikut klarifikasi dari Kemenko Marves:

Setelah melalui telaah dan kajian yang kami lakukan, pemberitaanpemberitaan media terhadap Menko Marves Luhut B. Pandjaitan pada konteks harga TBS ini menurut hemat kami, terkesan menyalahkan dan menyudutkannya secara personal. Sebab, pemberitaan baik judul dan isi berita, yang disampaikan dalam pemberitaan tidak sesuai dengan fakta-fakta sebenarnya yang disampaikan sebagai narasumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terutama pada narasi yang menyebutkan dan menjelaskan bahwa Menko Marves secara gamblang menyalahkan Pemerintah Ukraina atas anjloknya atau rendahnya nilai jual TBS di pasar global maupun di Indonesia saat ini.

"Kami melihat kalimat tersebut memiliki kecenderungan untuk membangun opini bahwa "Menko Luhut menyalahkan Ukraina atas jatuhnya harga sawit" yang sebenarnya Menko Luhut hanya mengungkapkan fakta yang sedang terjadi di Ukraina yang berdampak pada Indonesia. Lebih lanjut, kami tegaskan bahwa Menko Luhut tidak menyalahkan Ukraina, namun yang diungkapkan adalah mekanisme pasar sebagai bentuk sebab akibat," bunyi keterangan Kemenko Marves, Senin (11/7/2022).

ADVERTISEMENT

Framing atau bingkai yang dibuat oleh rekan-rekan media dan jurnalis dalam sebuah berita atau pemberitaan yang terkesan menyudutkan dan menyalahkan satu pihak tidaklah tepat dan bijak. Kalimat yang dibuat bahwa Menko Luhut menyalahkan Ukraina dapat menimbulkan persepsi publik yang salah dan media tidak turut membantu menjaga hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain

Terkait pemberitaan harga TBS ini, kami khawatir isu ini akan digiring ke arah yang kurang tepat dan bijak. Sehingga akan timbul kegaduhan atau polemik dan menjadi "bola liar" di tengah-tengah publik yang bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Di halaman berikutnya pernyataan Luhut saat bicara TBS sawit dikaitkan kebijakan Ukraina. Langsung klik

Sebelumnya, diberitakan detikFinance, Menko Luhut menyatakan saat ini harga TBS memang berada dalam tekanan. Langkah ekonomi Ukraina jadi biang keroknya.

Dia bilang Ukraina baru saja membuka kembali keran ekspor minyak nabati sunflower atau minyak biji bunga matahari setelah hampir lima bulan ditahan. Tidak sampai di situ, Ukraina juga menurunkan pajak ekspor untuk komoditas tersebut.

Hal ini memberikan tekanan pada harga minyak olahan kelapa sawit global dan berimbas ke Indonesia. Meskipun ekspor sudah banyak dilakukan, harga jual TBS sawit ikut anjlok tertekan minyak bunga matahari Ukraina.

"Memang tak gampang naikkan harga TBS itu kan selama ini harga minyak di Ukraina, minyak sunflower itu kan sudah lama tak terekspor berapa bulan tuh? 4-5 bulan kan. Sekarang dia turunin pajak, dia bawa ekspor pengaruh lah ke yang lain," ungkap Luhut di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (7/7/2022)

Lalu, apakah harga TBS bisa naik lagi dalam waktu dekat? Luhut bilang hal itu tak bisa diprediksi. Pemerintah akan melakukan berbagai upaya untuk menaikkan harga TBS sawit di tingkat petani.

Namun kembali lagi, kondisi ekonomi global juga mempengaruhi. Khususnya, langkah Ukraina yang mulai kembali menjual minyak bunga matahari dengan harga yang lebih murah.

"Nggak bisa omong sekarang, kita harus lihat Ukraina, dia kan cadangan anunya, sunflower-nya gede sekali tuh nggak terekspor kan. Sekarang dibuka, pajaknya dikurangi dia," papar Luhut.

"Kita paham itu (harga TBS rendah). Cuma kita nggak tahu, nggak ada yang bisa prediksi selama ini," ujarnya.


Hide Ads