Cerita Sri Mulyani Diejek Pengamat soal Stimulus Pariwisata di Awal COVID

Cerita Sri Mulyani Diejek Pengamat soal Stimulus Pariwisata di Awal COVID

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 05 Agu 2022 16:12 WIB
close up
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bercerita dirinya pernah mendapatkan ejekan karena kebijakan stimulus untuk dunia pariwisata. Kebijakan ini dikeluarkan di awal-awal pandemi COVID-19, namun saat itu belum ada kasus COVID-19 yang tercatat di Indonesia.

Januari 2020 tepatnya. Kala itu China mengumumkan tidak ada masyarakatnya yang boleh ke luar negeri. Bahkan, di dalam negeri masyarakat China pun diminta untuk tetap berada di rumah, pembatasan sosial dilakukan karena adanya virus Corona yang menjalar sejak akhir 2019 di negeri bambu.

"Januari 2020 itu, begitu terjadi di RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China), kemudian dia (pemerintah China) nggak membolehkan orang ke luar. Turis jadi berkurang," kata Sri Mulyani saat bercerita dalam peluncuran buku 'Keeping Indonesia Safe from COVID-19 Pandemic', Jumat (5/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, karena pihak China melarang orang berpergian, akhirnya pariwisata di Indonesia mengalami penurunan. Di sektor pariwisata, Indonesia memang menjadi tujuan favorit masyarakat China, jadi turis dari China jumlahnya memang banyak.

Tanpa turis China, sektor pariwisata terpukul paling pertama kali. Apalagi, saat itu berbagai negara juga mulai melarang masyarakatnya berpergian.

ADVERTISEMENT

Melihat jatuhnya sektor pariwisata, Sri Mulyani memutuskan stimulus harus diberikan ke sektor wisata. Bentuknya, diskon harga tiket pesawat dan juga pembebasan pajak hotel.

"Januari itu sektor tourism kita sudah terpukul, makanya first response kita waktu itu stimulus untuk tourism. Khusus untuk compensate tidak ada incoming dari turis. Khususnya, turis dari RRT, karena RRT itu kan banyak turisnya," papar Sri Mulyani.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Setelah kebijakan itu berjalan, Sri Mulyani mendapatkan kritikan yang bertubi-tubi dari para pengamat. Kebijakannya saat itu disebut mengada-ada. Bahkan, Sri Mulyani mengaku sempat merasa 'ditertawakan' oleh para pengamat dan ekonom karena kebijakan stimulus tersebut.

"Saya sempat diketawain sih sama para pengamat, apa ini bikin stimulus kok cuma untuk tourism?" kata Sri Mulyani.

Menurutnya, keuangan negara sudah mendapatkan warning sejak akhir 2019 setelah kabar soal virus COVID-19 menular dengan beringas di China. Kekhawatiran virus itu datang ke Indonesia pun sudah muncul.

Namun, saat itu dia mengaku Menteri Kesehatan masih menyatakan kondisi Indonesia benar-benar aman. Maka dari itu saat virus COVID-19 ditetapkan jadi pandemi, namun belum ada kasus di Indonesia, Sri Mulyani dan timnya mencari sektor apa yang paling terdampak lebih dulu. Ternyata sektor pariwisata, maka dari itu kebijakan stimulus dikeluarkan untuk membantu sektor ini tetap hidup.

"End of 2019 itu sudah ada kabarnya di Wuhan. Dengan Menkes waktu itu akhir Desember 2019 sudah ada prediksi kayaknya ini (COVID-19) akan masuk ke sini. Tapi dia bilang 'belum ada masuk sepertinya sih bu sekarang'. Kayaknya telat saya pikir, cuma alarm sudah bunyi di situ," kata Sri Mulyani.

Nah ketika COVID-19 benar-benar menjalar ke Indonesia dan menular dengan sangat cepat respons pertama pemerintahan adalah menjaga masyarakat dari dampaknya. Mulai dari memberikan jaringan sosial dan membenahi sektor kesehatan.

Setelah itu baru urusan lain, mulai dari menjaga dunia usaha tidak bangkrut hingga urusan stabilitas sistem keuangan.

"Fokus kita paling pertama adalah respons untuk menjaga masyarakat dari ancaman kesehatan, jaga masyrakat dari ancaman ekonomi dan sosial. Kemudian, baru jaga dunia usaha tidak ada bangkrut, dan jaga stabilitas sistem keuangan," pungkas Sri Mulyani.


Hide Ads