Beras Rojolele-Pandan Wangi Bakal Diekspor ke Malaysia & Arab Saudi

Beras Rojolele-Pandan Wangi Bakal Diekspor ke Malaysia & Arab Saudi

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 19 Agu 2022 15:37 WIB
Bulog memiliki fasilitas Modern Rice Milling Plant (MRMP) atau penggilingan padi/gabah modern di Kendal, Jawa Tengah. Yuk kita lihat.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Perum Bulog memastikan stok beras cukup dan aman sampai akhir 2022. Atas dasar itu pihaknya berencana ingin ekspor beras.

Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum BULOG Budi Cahyanto mengatakan Indonesia merupakan produsen beras terbesar kedua di dunia setelah China. Dengan begitu peluang Indonesia untuk ekspor beras sangat besar.

"Jadi menurut saya sebenarnya Indonesia punya potensi untuk melakukan ekspor, hanya saja memang kita orientasikan nanti ekspor beras yang kita lakukan adalah beras-beras yang memang khusus ada di Indonesia," kata Budi dalam webinar FMB9, Jumat (19/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Indonesia melakukan ekspor, kata Budi, beras yang akan dipilih hanya lah merek-merek yang khusus ada di Indonesia seperti Pandan Wangi, Rojolele, hingga Mentik Wangi. Beras tersebut terkenal dengan cita rasa yang pulen.

"Kita orientasikan nanti ekspor beras yang kita lakukan adalah beras-beras yang memang khusus ada di Indonesia misalnya Pandan Wangi, Rojolele, Mentik Wangi atau beras mentik yang memang barangkali itu tidak ada di dunia. Itu tantangan ke depan bagaimana Bulog mungkin barangkali bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara yang memang membutuhkan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Tujuan negara ekspor direncanakan ke Arab Saudi atau Malaysia. "Orientasi kenapa kita bisa sampai berpikir ekspor, karena memang ada surplus yang cukup baik yang bisa kita mungkinkan untuk lakukan ekspor," tuturnya.

"Mungkin kita bisa coba ekspor ke Arab Saudi yang memang mereka lebih ada peluang untuk mengkonsumsi beras Indonesia karena ada jemaah haji, atau ke Malaysia yang memang selama ini mereka impor beras dari Vietnam dan Thailand, ada banyak penduduk Indonesia juga di sana, jadi barangkali kita perlu buka lah kemungkinan ekspor di sana," tambahnya.

Stok beras 1,1 juta ton di halaman berikutnya. Langsung klik

Saat ini, Perum Bulog mencatat pihaknya memiliki stok beras kurang lebih 1,1 juta ton. Jumlah itu disebut sudah memenuhi ketentuan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

"Kita saat ini punya stok kurang lebih 1,1 juta ton yang saya pikir itu sudah sesuai dengan ketentuan FAO, sebagaimana rekomendasi Permentan juga, terus kemudian yang direkomendasikan oleh para analis dari Universitas Gadjah Mada bahwa dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 260 juta itu kita paling tidak memiliki antara 1-1,5 juta ton. Itu sekarang kita kuasai, kita sebarkan di seluruh wilayah Indonesia," katanya.

Budi mengklaim bahwa Indonesia akan siap menghadapi ancaman krisis pangan global yang sedang terjadi. Hal ini melihat kondisi ketahanan pangan utamanya beras di Indonesia yang cukup kuat.

"Memang Indonesia sekarang berada pada pusaran potensi kenaikan harga dunia, tapi insya Allah dengan produksi yang memiliki potensi kestabilan di masa tahun depan dan tahun berikutnya, saya pikir ini tidak terlalu mengkhawatirkan," tandasnya.


Hide Ads