Kesenjangan Karier hingga Gaji Perempuan Dibahas di Pertemuan G20

Kesenjangan Karier hingga Gaji Perempuan Dibahas di Pertemuan G20

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 27 Agu 2022 19:22 WIB
Ilustrasi wanita karier atau PNS
Ilustrasi/Foto: Getty Images/alvarez

Pada kesempatan yang sama, G20 Empower Initiative diwakili oleh Yessie D Yosetya (XL Axiata), Rinawati Prihatiningsih (IWAPI) dan Eko Novi sebagai Point of Contact dari pemerintah, didampingi Tsukiko Tsukahara (G20 Empower Jepang), dan Sangita Reddi (G20 Empower) telah menyerahkan hasil kerja kolaborasi semua anggota G20.

Selain itu juga ada mitra kerja dan mitra pengetahuan berupa lampiran teknis, buku pedoman, dan papan instrument, G20 EMPOWER'S KPI dashboard) untuk mendukung sektor swasta dan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan bisnis.

G20 Empower Initiative dari XL Axiata, Yessie D Yosetya menambahkan, G20 Empower Initiative mendorong sektor swasta di seluruh negara anggota G20 untuk mengadopsi tiga poin penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, KPI inti G20 diukur dan diungkapkan secara public setiap tahun melalui pemantauan tingkat perusahaan. Kedua, program dukungan khusus untuk perempuan di UMKM, termasuk evaluasi pelaksanaan program dukungan. Ketiga, partisipasi aktif dalam membangun keterampilan digital dan kesiapan kerja masa depan bagi perempuan," lanjutnya.

Sementara, Co-Chair G20 EMPOWER sekaligus COO PT Infinitie Berkah Energi, Rinawati Prihatiningsih juga mengatakan delegasi perwakilan dari Aliansi G20 EMPOWER di seluruh negara anggota G20 telah sepakat melanjutkan kerja berdasarkan dua pilar.

ADVERTISEMENT

"Komitmen dari sektor swasta dan rekomendasi kepada pemerintah yang telah diawali dari Kepresidenan Saudi Arabia, diperkuat di bawah Kepresidenan Italia. Kemudian, di bawah Kepresidenan Indonesia kembali seluruh delegasi sepakat aksi akselerasi pemberdayaan dan representasi akses ekonomi perempuan tidak saja untuk tenaga kerja perempuan yang bekerja di perusahaan besar," ungkap Rinawati.

Namun juga untuk para perempuan, baik sebagai pemilik usaha juga termasuk tenaga kerja yang bekerja di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Harapannya hasil yang dicapai tersebut dapat ditindaklanjuti dan terukur melalui kolaborasi sektor publik-swasta dan seluruh pemangku kepentingan, program pembangunan yang berkelanjutan.

"Kami juga sangat bangga atas dukungan positif dan sambutan yang sangat baik dari para delegasi atas kerja keras kami dalam pemberdayaan perempuan secara global. Para peserta juga senang bahwa selama dua tahun terakhir, G20 telah menyelenggarakan Konferensi Pemberdayaan Perempuan, dan menantikan kelanjutan komitmen ini oleh presiden-presiden mendatang," jelasnya.

"Selain itu, jumlah para advokat G20 EMPOWER yang terdiri dari pimpinan bisnis, asosiasi, dan organisasi dalam mendukung dan mempromosikan tujuan G20 EMPOWER baik di tingkat nasional maupun di negara yang tergabung di dalam dan di luar G20, terus bertambah," tambahnya.

Pemberdayaan perempuan telah menjadi isu lintas sektoral yang penting dalam kerja G20. Perlu dipertimbangkan bahwa pembahasan G20 di masa depan dapat mencakup gugus tugas perempuan untuk lebih mengkonsolidasikan pekerjaan kita. Beberapa peserta menyatakan dukungan mereka untuk ini. Estafet G20 MCWE akan diberikan Kepada Pemerintah India

Sementara, untuk melanjutkan G20 MCWE ke depan, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, menyerahkan estafet kepada Pemerintah India, atas Kepresidenan G20 berikutnya, dan kelanjutan Konferensi Tingkat Menteri tentang Pemberdayaan Perempuan G20 pada tahun mendatang.

"Saya berharap anda sukses dan memastikan dukungan dan komitmen Indonesia yang berkelanjutan untuk mengarusutamakan gender dan memberdayakan perempuan dalam kerangka G20. Dengan scarf tradisional yang disebut 'Selendang' ini, saya secara resmi menyerahkan Konferensi Tingkat Menteri tentang Pemberdayaan Perempuan G20 yang akan datang kepada teman baik saya, Yang Mulia, Smriti Zubin Irani, Menteri Pembangunan Perempuan dan Anak, Republik India," tutur Bintang.


(ada/ara)

Hide Ads