3. Marriot
Jaringan hotel Amerika Serikat, Marriott juga pernah mengalami pencurian data. Hal itu terjadi pada 2018 di Eropa, saat itu perusahaan mengatakan seseorang telah mendapatkan akses tidak sah ke sistem reservasi tamunya selama hampir lima tahun.
Sekitar 500 juta informasi tamu dapat diakses, yang meliputi nama, nomor paspor, dan detail kartu kredit. Kasus ini terjadi dan bergulir ke meja hijau di Inggris.
Jaringan hotel itu menghadapi denda US$ 124 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun bila dikonversi dengan kurs Rupiah terkini. Perusahaan didenda karena gagal melindungi data pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denda diputuskan oleh regulator Inggris di bawah aturan privasi baru yang ketat di Eropa, yang disebut Peraturan Perlindungan Data Umum.
4. Equifax
Perusahaan pemeringkatan kredit asal Amerika Serikat, Equifax mengungkapkan pada tahun 2017 informasi pribadi sebanyak 143 juta orang telah diretas. Pelanggaran ini sangat mengkhawatirkan karena Equifax adalah salah satu perusahaan besar yang melacak sejarah kredit hampir semua orang Amerika.
Sebagai kerugiannya, perusahaan telah mencapai kesepakatan untuk membayar hingga US$ 700 juta atau sekitar Rp 10,3 triliun kepada regulator negara bagian dan federal untuk menyelesaikan penyelidikan terkait insiden tersebut.
Simak Video "Waspada! Ini Tanda Kalau Akun Pembayaran Kamu Dibobol Orang "
[Gambas:Video 20detik]
(hal/zlf)