Kemudian Rendy menyarankan AirAsia Ride melakukan promo berupa bundling layanan. Pariwisata Bali jadi fokusnya, kebetulan Pulau Bali pun jadi pilihan pertama AirAsia untuk membuka layanannya. Misalnya promo penjemputan di bandara yang digabungkan dengan tiket pesawat.
"Aplikasi ini juga bisa dikoneksikan dengan transportasi udara dari AirAsia itu sendiri, jadi bayangan saya kemudian AirAsia Ride ini bisa menjual semacam paket dari penjemputan misalnya di bandara yang digabungkan dengan tiket pengguna dari pesawat AirAsia itu sendiri," ungkap Rendy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya pun pengguna AirAsia Ride di Pulau Bali akan relatif besar. Mengingat saat ini proses pembukaan kembali kawasan pariwisata top itu tengah berlangsung.
"Kunjungan wisatawan baik itu nusantara maupun mancanegara akan relatif besar, sehingga ceruk pasar inilah yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh aplikasi AirAsia ride ini," papar Rendy.
Sama seperti Rendy, Darmaningtyas menyebut pemilihan Bali sebagai pintu gerbang masuk ke pasar transportasi online oleh AirAsia sangat tepat. Dia bilang, Bali merupakan kota besar yang tidak memiliki sarana angkutan umum yang memadai. AirAsia Ride diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tersebut dengan layanan yang mudah diakses dan murah.
"Di Bali ada Trans Sarbagita, tapi itu pun kurang diminati oleh masyarakat. Sementara banyak wisatawan di sana kan. Makanya mereka ini perlu layanan transportasi yang mudah diakses dan murah, AirAsia harus jawab itu," sebut Darmaningtyas.
Simak Video "Yang Bikin AirAsia Ride Beda dari Grab dan Gojek"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/das)