Harga Sayur di Perbatasan Malaysia Naik karena PLB Ditutup, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Tapal Batas

Harga Sayur di Perbatasan Malaysia Naik karena PLB Ditutup, Kok Bisa?

Nurcholis Maarif - detikFinance
Kamis, 29 Sep 2022 13:48 WIB
Raw Organic Spring Farmers Market Box with Asparagus Broccoli Kale Snow Peas and Green Onions
Foto: Getty Images/iStockphoto/bhofack2
Bengkayang -

Harga sayuran di Pasar Serikin dan Kuching di Sarawak disebut naik drastis sejak pos lintas batas (PLB) Jagoi Babang yang ada di Indonesia maupun PLB yang ada di Malaysia. Kedua PLB tersebut ditutup karena terimbas kebijakan pembatasan penyebaran COVID-19 di antara dua negara dan berlaku sampai saat ini.

Penyebabnya, ternyata banyak petani dan pedagang sayur maupun hasil bumi lainnya yang berdagang di Pasar Serikin berasal dari Kecamatan Jagoi Babang yang ada di Indonesia. Jagoi Babang sendiri merupakan salah satu wilayah di Bengkayang, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan titik nol Indonesia-Malaysia.

Kepala Desa Sekida Sujianto mengamini hal tersebut. Ia menyebut petani di Malaysia kebanyakan sudah berusia tua dan tidak diteruskan oleh yang muda.

"Karena Kuching itu menggantungkan hasil pertanian kaya sayur-sayuran, karena petani sayur lebih banyak ke kita. Kalau mereka lebih banyak petaninya sudah usia senja, karena yang muda nggak tertarik dengan itu. (Contoh) kalau di sini (hasil) tani kaya jahe, serai (dijual ke sana)," ujar Sujianto kepada detikcom belum lama ini.

Selain sayuran, beberapa komoditas lain yang sering dibawa dan dijual pedagang dari Jagoi Babang dan kecamatan sekitarnya ialah kerajinan anyaman rotan bidai dan bisai khas suku Dayak Bidayu yang disebut Juah.

Selama ini, kata Sujianto, tas juah yang dibuat oleh para pengrajin lebih sering masih mentah dan dijual ke Pasar Serikin. Namun, sejak PLB ditutup warga mulai mengejar pasar domestik serta memodifikasi hasil anyamannya lebih bagus.

PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalbar, yang berbatsan langsung dengan Malaysia tengah dibangun. Saat ini warga bisa melintas melalui pos sementara.Jagoi Babang sendiri merupakan salah satu wilayah di Bengkayang, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan titik nol Indonesia-Malaysia (Foto: Rifkianto Nugroho)

Sebelum PLB ditutup, biasanya para pedagang dari Indonesia berangkat pagi ke Pasar Serikin untuk berdagang dan pulang di sore harinya. Mereka hanya cukup menunjukkan kartu Pas Lintas Batas (yang hanya dimiliki warga perbatasan, jadi tidak perlu paspor) kepada Pasukan Pengawal Perbatasan (Pamtas) dari kedua negara untuk keluar dan masuk.

Adapun alasan para pedagang berjualan ke Pasar Serikin yaitu karena lebih dekat dan besar dibanding dengan pasar yang ada di Indonesia.

"Di Serikin itu kan tujuan wisatawan, wisatawan lokal dari Kuching kalau Sabtu Minggu ke Serikin sana semuanya. Mereka orang Malaysia ini suka wisata belanja, kalau ke Serikin itu hanya untuk belanja aja, ndak ada wisata alam, kecuali di Baunya ada," ujarnya.

Pada sisi lain, warga dari Indonesia juga ternyata kerap berbelanja di Pasar Serikin. Hal ini sebenarnya tidak bertentangan karena sudah sesuai dengan Border Trade Agreement 1970 dan Undang-Undang Kepabeanan.

"Karena mereka kan subsidi untuk sembako lebih tinggi, lebih banyak, jadi harganya lebih murah, jadi untuk belanja sembako (warga) lebih ke sana. Jadi harga sembako stabil mereka. Dulu sebelum kita dibatasi hanya sekitar 600 ringgit belanja, kalau lebih dikenakan bea," ujarnya.

Fenomena tersebut juga lah yang membuat Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis untuk mengusulkan agar di tengah-tengah wilayah perbatasan tersebut dibuat kawasan free trade zone (FTZ) seperti yang ada di Bintan. Adapun saat ini, di Jagoi Babang sendiri tengah dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang ditargetkan rampung bulan Oktober 2022.

PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tengah dikebut pembangunannnya. Begini potretnya dari atas.PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tengah dikebut pembangunannnya. Begini potretnya dari atas (Foto: Rifkianto Nugroho)

Sujianto berharap PLBN yang memiliki sederet fasilitas mewah tersebut nantinya dapat memberi ruang buat warga perbatasan untuk meningkatkan ekonominya.

"Harapan pembangunan PLBN nanti bisa membantu kita lah seperti memasarkan produk kita. Nanti misalkan ada pasar di sana kita diberi tempat khusus kayak untuk pameran, atau tempat kita pamerkan produk kita ini, sekarang kan permintaan dari luar sebenarnya ada, cuma bagaimana kita mengirimkan, itu yang kita harus kita pikirkan," ujarnya.

"Kita pernah nanya ke Pos itu biaya kirim ke luar negeri itu mahal, berarti lebih mahal dibanding ongkos produksinya. Jadi nanti harapan kita dengan adanya PLBN, lebih dipermudah biaya pengiriman lebih irit, jadi kita bisa melayani konsumen di sana," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!



Simak Video "Mulusnya Jalan Menuju Perbatasan Jagoi Babang di Kalbar"
[Gambas:Video 20detik]
(ncm/ega)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT