Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Atasi Limbah Sektor Usaha

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Atasi Limbah Sektor Usaha

Sukma Nur - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 08:51 WIB
Gerakan ini diluncurkan dalam rangka menjadikan sampah plastik menjadi produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.
Foto: Istimewa
Jakarta -

Untuk mengatasi tumpukan sampah yang menjadi salah satu pemicu masalah kesehatan dan lingkungan, maka diperlukan solusi atau langkah yang tepat dalam mengatasinya. Salah satu solusi yang kini bisa dilakukan adalah dengan menerapkan dan menggerakkan pengelolaan sampah dengan ekonomi sirkular.

Diketahui, Indonesia saat ini menempati posisi kedua penghasil sampah nomor dua di dunia. Jika permasalahan sampah tidak ditangani dengan tepat, maka akan terus memberikan dampak buruk yang lebih banyak lagi untuk kesehatan dan lingkungan. Oleh karenanya ekonomi sirkular disebut menjadi langkah yang tepat karena akan mengubah tumpukan sampah menjadi sesuatu yang bernilai dengan pendauran ulang.

Pendauran ulang ini disebut menjadi langkah yang cemerlang, sebab permasalahan sampah akan diolah menjadi sesuatu yang baik untuk, kesehatan, lingkungan, dan juga perekonomian. Hal ini dibahas dalam Webinar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) yang mengusung tema 'Sampah adalah Sumber Daya Baru, MKM Persampahan Maju, Indonesia Bersih' dan digelar di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (24/9) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum APSI Saut Marpaung mengatakan untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia diperlukan kerja sama dan kolaborasi yang baik semua pihak, baik dari pihak pemerintah, UMKM, swasta, dan koperasi. Ia juga mengatakan webinar ini digelar agar bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi pengelolaan sampah.

"Saya berharap pada Rakernas APSI 2022 ini muncul kolaborasi. Contohnya UMKM di bidang sampah yang sehari-hari bergelut dengan sampah terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai sektor, " kata Saut dalam keterangan tertulis, Rabu (5/10/2022).

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan data yang ada, sampah semakin tahun semakin bertambah, sejalan dengan jumlah konsumsi masyarakat. Nah, dengan adanya webinar ini, diharapkan bisa terpecahkan langkah ke depan pengelolaan sampah seperti apa, terutama bagi UMKM persampahan, " imbuhnya.

Sementara itu, Kasub Direktorat Prasarana dan Jasa Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Edward Nixon Pakpahan mengatakan ekonomi sirkular juga akan memberikan manfaat besar pada lingkungan. Sebab, ekonomi sirkular menekankan pendauran ulang sampah dan akan mengurangi limbah di sektor usaha.

"Bisnis sirkular dengan penekanan daur ulang sampah plastik dan non-plastik, juga bermanfaat besar pada lingkungan. Manfaat besar ini, terutama dari berkurangnya limbah di setiap sektor usaha hingga sebesar 18-52% pada 2030," ujar Nixon.

Nixon juga mengatakan jika ekonomi sirkular diterapkan dengan baik, maka pendauran sampah di 2030 berpotensi menghasilkan tambahan PDB sebesar Rp 593 triliun sampai Rp 638 triliun dari lima sektor usaha. Selain itu, hal ini juga menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan menambah tabungan rumah tangga hampir 9%.

Sebagai informasi, kegiatan yang digelar secara daring dan luring ini dihadiri oleh Kasub Direktorat Prasarana dan Jasa Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Edward Nixon Pakpahan, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Sekretaris Jendral FITRA Misbah Hasan, Kementrian Koperasi dan UMKM Yulius, Ketua Umum APSI Saut Marpaung, Rektor Universitas Yudharta Kholid Murtadlo, CEO Waste4change Muhamad Bijaksana Junero dan Produsen mesin pengolahan sampah Eco Spectrum Laila Al-Hashlamoun.




(fhs/ega)

Hide Ads