Jakarta -
Emas mini ditawarkan untuk menjadi instrumen investasi. Logam emas dengan ukuran mini di bawah 0,1 gram dijual biasanya untuk keperluan souvenir.
Masyarakat diajak untuk menabung emas dengan instrumen logam emas yang kecil dan murah. Namun, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investasi semacam ini justru malah tidak menguntungkan.
Ibrahim justru bilang model penawaran emas mini sebagai instrumen investasi sebetulnya cuma strategi marketing atau pemasaran dari penjual emas. Hal ini dilakukan supaya emas lebih banyak yang laku, apalagi saat harga beli emas sedang tinggi-tingginya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya ini strategi marketing aja, orang tertarik bukan emasnya. Tapi tawarannya gitu lho," sebut Ibrahim ketika dihubungi detikcom, Kamis (13/10/2022).
Ibrahim mengatakan emas mini itu awalnya cuma diperuntukkan untuk souvenir. Di saat harga emas tinggi sekali dan masyarakat enggan membeli emas, maka dijajakan lah emas dengan harga yang terjangkau. Caranya dengan menjual ukuran emas yang dijual lebih kecil.
"Emas kecil itu ya diperuntukkan souvenir. Awalnya begitu, karena waktu itu harga emas naik signifikan. Orang takut beli yang gede, akhirnya ada strategi masuk ke beberapa lini yang bisa dijual ukuran kecil, nah salah satunya souvenir," papar Ibrahim.
Tidak Cuan Buat Investasi
Ibrahim mengatakan investasi dengan emas mini memang bisa saja dilakukan. Hanya saja keuntungannya kemungkinan tidak akan besar.
"Investasi memang bisa saja, safe haven, ada barangnya. Bisa saja masyarakat yang tidak kuat beli emas bergram-gram bisa saja investasi, tapi keuntungan nggak besar," ujar Ibrahim.
Yang membuat
emas mini tidak menguntungkan adalah harga belinya yang terlalu mahal dari harga yang seharusnya. Menurutnya, ada ongkos lebih bagi penjual emas mini untuk melakukan produksi dan urusan sertifikat.
Dia mencontohkan emas per gramnya saat ini sekitar Rp 800 ribu, bila ingin dijual sebagai emas mini dengan ukuran 0,1 gram harganya bisa mencapai Rp 175-180 ribu. Hasil pemantauannya di pasar seperti itu.
Padahal hitungan aktualnya emas 0,1 gram harganya cuma sekitar Rp 80 ribuan saja. Nah selisihnya itu dialokasikan untuk ongkos produksi, sertifikat, dan juga keuntungan penjual.
"Biaya sertifikat dan produksi itu bikin mahal. Logam mulia lebih kecil itu ongkosnya lebih mahal dibandingkan beli emas 5-10 gram. Kalau mau investasi sekalian 10-20 gram," jelas Ibrahim.
Nah semakin banyak masyarakat membeli emas mini untuk menabung emas justru makin rugi, karena harus membayar ongkos produksi dan sertifikat lebih dari sekali. Belum lagi saat dijual pasti harganya pun akan lebih murah.
"Biaya yang mahal itu lah saat masyarakat mau jual di saat harga emas setinggi apapun ya nggak akan BEP, nggak menguntungkan gitu lho. Akhirnya ada pikiran tuh beberapa orang bilang saya ditipu. Otomatis banyak protes," sebut Ibrahim.
Analis DCFX Futures Lukman Leong juga mengakui hal tersebut. Dia bilang instrumen ini tidak bisa digunakan untuk investasi serius dan mencari keuntungan. Sama seperti Ibrahim bilang, harga emas mini akan jauh lebih mahal dibandingkan harga aktualnya.
"Ini sangat tidak cocok untuk investasi serius dan yang menguntungkan," sebut Lukman ketika dihubungi detikcom.
Selain itu, sampai saat ini belum ada mekanisme dan pasar yang menjual beli emas mini, sedangkan pedagang emas lebih menyukai emas dengan bobot minimal 1 gram. Jadi kemungkinan harga beli akan jauh lebih mahal saat harga jual.
"Maka ketika beli dikenakan premium besar, dan saat dijual bisa dikenakan diskon besar," sebut Lukman.
Namun, emas mini bagi Lukman cocok untuk yang baru akan mulai belajar berinvestasi. Setidaknya menumbuhkan kesadaran menabung bagi anak muda.
Simak Video "Terus Naik, Harga Emas Tembus Rp 2 Juta/Gram"
[Gambas:Video 20detik]