Zulhas hingga Heru Budi Cek Stok Beras di Pasar Induk Cipinang, Aman Nggak?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 07 Nov 2022 10:26 WIB
Zulhas hingga Heru Budi Cek Stok Beras di Pasar Induk Cipinang, Aman Nggak?/Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meyakini stok beras aman. Menurut pantauannya saat berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia, harga beras terpantau stabil.

"Beras aman. Banyak. Di situ (Pasar Cipinang) semua melayani beras medium dengan harga Rp 8.900. Kalau premium bervariasi, tapi kalau beras medium Bulog 8.900," kata menteri yang akrab di sapa Zulhas itu, di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (07/11/2022).

Ia menceritakan kunjungannya ke Makassar, di mana harga beras terpantau di Rp 8.950, lebih mahal sedikit karena biaya kemasan kantong. Sementara di Jawa Tengah, harga beras terpantau sama, yakni di kisaran Rp 8.900-8.950.

"Saya juga ke Wonosobo, Kebumen, Purbalingga, sama masih artinya stok berasnya ada di mana-mana aman," lanjutnya.

Zulhas juga menyebut, harga pangan lainnya seperti cabai, terpantau stabil, malah di Makassar harga pangan justru kemurahan. Sebut saja cabai yang dibanderol Rp 15 ribu per kg, serta ayam yang terpatok Rp 30 ribu.

Hal senada pun disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bappanas), Arief Prasetyo, yang menyebut stok beras ada. Hanya saja, keberadaannya itu tersebar di masyarakat, yakni salah satunya di penggilingan padi.

"Sekarang memang hanya berubah komposisinya. Komposisinya adalah 49,9% posisinya hari ini ada di masyarakat jadi kalau masyarakat biasa mungkin stok 3-4 kg, sekitar 4,8-5 kg, ini sensus ya, sehingga sudah terdistribusi di masyarakat," kata Arief.

Ia mengatakan, total saat ini stok beras nasional ada di angka 6,6 juta ton. Di mana menurutnya, perihal stok beras ini menjadi salah satu 'pekerjaan rumah' pemerintah yang masih perlu menambah stok hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun.

"Jadi kalau bicara mengenai stok, itu stoknya ada, surplus kita 6,6 juta ton. Kebutuhan kita 2,5 juta ton satu bulan, jadi ini aman," kata Arief.

"Kemudian stok Bulog memang kita punya PR sedikit memang kita mau top up jadi stok Bulog harus di top up sampai dengan ke 1 sampai dengan 1,2 juta ton jadi memang perspektif pasar yang harus kita bangun," lanjutnya.

Sedang mengenai harganya sendiri, ia mengatakan, pihaknya tengah berupaya membangun harga beras medium Rp 8.900 di tingkat Pasar Induk Cipinang, dan Rp 9.300 di tingkat pasar-pasar turunan Jakarta. "Hari ini kita bangun harga Rp 8.900 di tingkat Pasar Induk Cipinang dan Rp 9.300 di pasar pasar turunan di Jakarta, ada sekitar 153 pasar itu juga akan kita guyur," kata Arief.

Arief yakin kalau stok beras akan aman. Pasalnya, akan ada percepatan tanam di Sragen dan Ngawi, Jawa Timur karena musim hujan akan datang lebih awal, sehingga, dalam 1-2 bulan akan segera panen.

"Perlu diketahui, itu (stok beras RI) 30% dari wilayah Jawa Timur, 30% Jawa Barat, kemudian Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Selatan. Jadi sentra-sentra produksi sudah kita on kan untuk disiapkan, jadi nggak usah khawatir soal stok beras," jelasnya.

Di sisi lain, Arief mengaku, harga beras di tingkat konsumen terpantau tinggi. Karena itulah, upaya stabilisasi harga beras di tingkat pasar terus didorong, terutama untuk beras medium.

"Harga beras di tingkat produsen ini juga sedang tinggi, artinya yang harus kita lakukan sebagai pemerintah adalah tetap menyediakan beras yang baik dengan harga yang baik terutama di medium. mungkin dari saya demikian, kita juga minta tolong pak kepala satgas pangan untuk mengawal sampai dengan hilir," lanjut Arief.

Dalam kunjungan pasar tersebut, Zulhas didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bappanas), Arief Prasetyo, Kepala Satgas Pangan Polri, Brigjen Whisnu Hermawan, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar, Direktur Utama Food Station Ahmad Ridwan Dalimunthe, dan Direktur Utama RNI Frans Marganda Tambunan.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork