Badan Pangan Ungkap Jakarta Bakal 'Kebanjiran', Kali Ini Bukan Air Tapi Beras

Badan Pangan Ungkap Jakarta Bakal 'Kebanjiran', Kali Ini Bukan Air Tapi Beras

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 07 Nov 2022 11:57 WIB
Pekerja melakulan aktivitas bongkar muat di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (18/3/2020). Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi memastikan, stok beras untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta masih aman di tengah pandemi covid-19. Saat ini ada sekitar 30.101 ton beras di Pasar Induk Beras Cipinang.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bappanas) Arief Prasetyo menyebut DKI Jakarta bakal kebanjiran stok beras dari daerah. Di antaranya 6.000 ton beras dari Makassar dan dari Nusa Tenggara Barat (NTB) 9.845 ribu ton.

"Kita akan mobilisasi stok dari Sulawesi Selatan. Jadi Pak Gubernur yang ada di Sulawesi Selatan juga confirm stok dari Makassar kita geser sekitar 6 ribu ton dari NTB 9.845 ton Kemudian dari sekitar Bulog sekitar 14 ribu ton jadi Pak Gubernur, Pak Menteri, Pak Kepala Satgas Pangan, Jakarta ini akan kebanjiran stok sebentar lagi," kata Arief di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (7/11/2022).

Langkah mobilisasi stok beras ini dilakukan mengingat stok beras di Bulog telah menipis. Total saat ini stok beras nasional 6,6 juta ton, itu pun tersebar di masyarakat, salah satunya di penggilingan padi. Menurutnya, perihal stok beras ini menjadi salah satu 'pekerjaan rumah' pemerintah yang masih perlu menambah stok hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau bicara mengenai stok, itu stoknya ada, surplus kita 6,6 juta ton. Kebutuhan kita 2,5 juta ton satu bulan, jadi ini aman," kata Arief.

"Kemudian stok Bulog memang kita punya PR sedikit memang kita mau top up jadi stok Bulog harus di top up sampai dengan ke 1 sampai dengan 1,2 juta ton jadi memang perspektif pasar yang harus kita bangun," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Arief yakin kalau stok beras akan aman karena akan ada percepatan tanam di Sragen dan Ngawi karena musim hujan akan datang lebih awal, sehingga dalam 1-2 bulan akan segera panen.

"Perlu diketahui, itu (stok beras RI) 30% dari wilayah Jawa Timur, 30% Jawa Barat, kemudian Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Selatan. Jadi sentra-sentra produksi sudah kita on kan untuk disiapkan, jadi nggak usah khawatir soal stok beras," jelasnya.

Mengenai harga beras ia mengatakan, pihaknya tengah berupaya membangun harga beras medium Rp 8.900 di tingkat Pasar Induk Beras Cipinang, dan Rp 9.300 di tingkat pasar-pasar turunan Jakarta.

"Hari ini kita bangun harga Rp 8.900 di tingkat pasar induk Cipinang dan Rp 9.300 di pasar pasar turunan di Jakarta, ada sekitar 153 pasar itu juga akan kita guyur," kata Arief.

Di sisi lain, Arief mengaku, harga beras di tingkat konsumen terpantau tinggi. Karena itulah, upaya stabilisasi harga beras di tingkat pasar terus didorong, terutama untuk beras medium.

"Harga beras di tingkat produsen ini juga sedang tinggi, artinya yang harus kita lakukan sebagai pemerintah adalah tetap menyediakan beras yang baik dengan harga yang baik terutama di medium. mungkin dari saya demikian, kita juga minta tolong pak kepala satgas pangan untuk mengawal sampai dengan hilir," lanjut Arief.

Sebagai tambahan informasi, menurut pantauan dari Info Pangan Jakarta per 7 November 2022, harga beras medium IR.I seharga Rp 11.325 per kilogram, sedangkan harga beras IR.III mencapai Rp 12.940 per kilogram, dan beras IR.II seharga Rp 10.489 per kilogram.

(ara/ara)

Hide Ads